Dengan berani dan tak gentar, Johanna menyampaikan ke Dul Arief bahwa suaminya sedang berada di luar kota dua hari terakhir dan kedatangan mereka ke rumahnya hanya untuk menyakiti Ade Irma.
Pasukan Cakrabirawa ini pun pergi dengan membawa Lettu CZI Pierre Andries Tendean, ajudan AH Nasution, yang mengorbankan diri mengaku sebagai sang Jenderal, demi menyelamatkan atasannya.
Sebelum meninggal, Ade Irma Suryani sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Gadis kecil tak berdosa ini meninggal pada 6 Oktober 1965 atau 6 hari setelah tertembak pada peristiwa G30S PKI.
Ade Irma dimakamkan di area kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Jalan Raya Prapanca Raya Nomor 9, RT 01 RW 01, Petogogan, Kebayoran Baru.
Demi menghormati pengorbanannya, pemerintah membangun monumen di tempat peristirahatan terakhirnya.
Di depan nisannya, tertulis kata-kata dari sang ayah, Jenderal AH Nasution. "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu".***