Dari luka tersebut, ada dua yang sangat fatal yaitu di kepala dan dada Brigadir J.
“Ada dua luka yang sangat fatal, yaitu di bagian kepala dan dada. Kalau di jari itu bisa dipastikan luka akibat arah lintasan peluru, bahasa awamnya tersambar peluru,” ujarnya.
Namun, dalam autopsi kedua ini, Ade menegaskan bahwa tim independen sudah maksimal dalam melakukan autopsi ulang, namun tetap ada keterbatasan, salah satunya tidak bisa mengidentifikasi jarak tembakan.
“Autopsi ulang ini tentu ada plus dan minusnya. Gambaran luka pun pasti akan lebih baik di autopsi pertama. Di autopsi kedua ini banyak bantuan yang diberikan Allah, jadi gambaran luka di tubuh masih terlihat lebih jelas. Kami masih bisa meyakini luka tembak di tubuh korban masih jelas sekali,” tandasnya.
Ade tidak memberikan rincian terkait berapa penembak yang bisa diperkirakan dari luka yang berada di jenazah Brigadir J.
“Jadi kalau terkait berapa penembak saya tidak jawab. Kami bukan saksi mata. Tapi memang dari luka-luka yang ada itu tadi, lima luka tembak masuk dan empat luka tembak keluar,” katanya.***