Network
SEPUTARLAMPUNG.COM - Waspada! Demam berdarah dengue (DBD) kembali marak terjadi di tanah air. Penyakit jenis infeksi ini disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue.
Pemerintah gencar mengimbau warga untuk memberantas nyamuk aedes aegypti dengan mencegah perkembangbiakannya melalui cara 3M, yaitu menguras tempat-tempat penampungan air, menutup bak mandi, dan mengubur atau mendaur ulang benda-benda yang berpotensi menyimpan air.
Selain itu, pemerintah juga melancarkan jurus melepas nyamuk wolbachia yang menjadi musuh alami pada 60 persen serangga seperti pada lalat buah dan lebah.
Baca Juga: Bersiap Cek Saldo di JakOne Mobile, Ini Bocoran Tanggal Cair KJP Plus tahap 1 2024 dari Pemprov DKI
Wolbachia dalam tubuh nyamuk aedes aegypti menurut Kementerian Kesehatan, bisa menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kemampuan nyamuk tersebut sebagai penular demam berdarah.
Per Maret 2024 jumlah kasus DBD di Indonesia mencapai 60.296 kasus dengan angka kematian sebanyak 455 kasus.
Terlambat penanganan menjadi salah satu penyebab nyama penderita DBD tidak tertolong.
Untuk itu, masyarakat perlu tahu cara membedakan penyakit demam berdarah dengan demam biasa agar tidak membahayakan penderita DBD.
Ada 2 fase ketika seseorang tergigit nyamuk aedes aegypti, yakni fase demam dengue dan fase demam berdarah dengue.
