Baca Juga: Kumpulan Kata-kata dan Quotes Hari Kartini Cocok Dijadikan Status WA dan Instagram
"Dalam konteks kolonial Jawa, visi Kartini tentang perempuan baru sebagai pendidik sosial, pengasuh generasi baru yang tercerahkan, tidak hanya meresmikan transformasi radikal, peran perempuan tradisional tetapi juga membangun nasionalis dan politik yang signifikan," tulisnya.
Namun, peringatan Hari Kartini dinilai mengalami pergeseran makna. Terutama saat Soeharto memimpin kudeta yang menggulingkan Presiden Soekarno lewat Gestok 1965.
Joost Cote menggambarkan, rezim Orde Baru coba mengubah identitas Kartini jauh dari kata emansipasi. Melainkan menjadi seorang putri yang keibuan.
Rezim Orde Baru juga dinilai membangun konstruksi sejarah atas identitas Kartini menjelang akhir hayatnya.
Seakan sang emansipatoris itu mengajak perempuan Indonesia menyerah pada kodrat, seperti menikah.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Chilla Bulbeck dalam Sex, love and feminism in the Asia Pacific: a cross-cultural study of young people's attitudes (2009).
Ia menjelaskan bahwa Kartini merupakan gambaran perempuan dalam sudut pandang feodal.
"Setelah tahun 1965, bagaimanapun, Orde Baru telah mengatur ulang citra Kartini dari yang pembebas, perempuan radikal untuk satu yang digambarkan sebagai seorang istri yang berbakti dan anak patuh, karena hanya seorang wanita mengenakan kebaya yang bisa memasak," terangnya.*** (Gilang Andaruseto Prabowo/Media Jabodetabek)