Dari situ, Pram menilai bahwa “…di sanalah (Eropa) Kartini akan dapatkan segala alat yang diharapkannya dapat dikuasainya buat negeri dan rakyatnya kelak,” cetusnya.
Meski demikian, peringatan Hari Kartini selalu dipenuhi dengan acara-acara seremonial dan festival saja.
Hari Kartini dimeriahkan dengan anak-anak perempuan memakai kebaya, sedangkan anak laki-laki memakai beskap atau pakaian adat lainnya.
Lantas, mengapa Hari Kartini dirayakan lewat seremonial saja? Berikut sejarah peringatan Hari Kartini di masa orde baru.
Peringatan Hari Kartini di Masa Orde Baru
Presiden Soekarno memilih Kartini sebagai wujud perempuan pribumi progresif lewat gelar pahlawan yang dianugerahkan padanya.
Sejarawan Joost Cotè dalam Kartini: The Complete Writings, 1898–1904 (2014) menerangkan, Kartini merupakan salah satu tokoh perempuan penting dalam penumpasan kolonialisme Belanda di Indonesia.