Buya Yahya menegaskan, hari Allah itu semuanya baik. Hari jelek itu hanya satu, yakni ketika seseorang sedang bermaksiat dan melanggar aturan Allah SWT.
"Menikah itu baik atau tidak? Menikah itu baik, syukuran. Jadi tidak ada itu. Memang tidak tahu di negeri ini banyak diyakini hari sial," ujar Buya Yahya.
Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa bulan Allah itu ada 12 dan 4 di antaranya adalah bulan yang dimuliakan, di mana salah satunya adalah bulan Muharram.
Seperti diketahui, bulan Muharram dalam masyarakat Jawa disebut dengan bulan Suro, yang diyakini sebagai bulan malapetaka.
"Malah kebalikannya, bulan penuh rahmat itu (Muharram)," tegas Buya Yahya.
Baca Juga: Bolehkah Sholat Tahajud Jam 4 Pagi? Simak Aturan Pembagian Waktu dan Penjelasan Buya Yahya Berikut
Buya Yahya kembali menegaskan bahwa anggapan bulan Muharram (Suro) sebagai bulan petaka adalah bentuk suudzon kepada Allah.
"Tidak ada itu, jangan percaya dengan yang demikian. Itukan bualannya dukun. Hari jelek adalah hari dimana kita melakukan kemaksiatan," tegas Buya Yahya.
"Hari jelek adalah aktivitas goyang pinggul, buka perut, telanjang walaupun di hari jumat, walaupun di bulan Ramadhan," tambahnya.
Dalam Islam, Bulan Muharram yang termasuk dalam bulan yang dimuliakan oleh Allah, adalah bulan penuh keistimewaan. Oleh sebab itu, kita dianjurkan melakukan banyak amalan sholih, salah satunya berpuasa.