Hukum Membuka Aib Pemerintah, Buya Yahya Jelaskan Kebolehan dan Rambunya dalam Islam

29 November 2020, 12:05 WIB
Tangkapan layar YouTube Buya Yahya Menjawab: Benarkah Bongkar Aib Presiden Haram Hukumnya dalam Islam?* //YouTube

SEPUTAR LAMPUNG - Dalam koridor negara demokrasi, kritik dan saran terhadap pemimpin dan pemegang kekuasaan sebenarnya adalah relatif biasa.

Terlebih di era keterbukaan informasi dan kebebasan berekspresi saat ini. Media sosial menjadi salah satu tempat yang kondusif untuk melakukannya.

Namun, dalam konteks Islam, terkadang muncul pertanyaan sekaligus keraguan, bolehkah membongkar atau membuka aib atau kesalahan seorang pemimpin dan tokoh publik, seorang presiden misalnya?

Terkait dengan hal ini, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cirebon Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya akhirnya buka suara untuk membahas soal isu yang tengah hangat diperbincangkan masyarakat Indonesia saat ini.

Baca Juga: Hati-hati, Orang Tua Pun Bisa Durhaka pada Anak! Ini 6 Dosa Orang Tua yang Sangat Dibenci Allah SWT

Saat ini publik ditakut-takuti dengan narasi, melakukan kampanye adalah sebuah dosa besar karena membongkar aib atau kesalahan seorang presiden merupakan sebuah tindakan yang diharamkan.

Buya Yahya menegaskan yang diharamkan itu adalah membongkar aib atau kesalahan dosa pribadi seorang presiden antara dia dengan Allah.

"Akan tetapi jika itu ada hubungannya dengan kebijakan dan berhubungan dengan orang banyak, itu bukan pribadi dan orang sudah pada tau, misalnya seorang presiden punya kebijakan yang betul-betul merugikan," tuturnya,

Menurut Buya Yahya, hal tersebut bukan termasuk menggunjing maupun membongkar kesalahan karena itu menyangkut dengan kepentingan masyarakat dan ada hubungannya dengan orang lain.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di PR Bekasi dengan judul "Benarkah Membongkar Kesalahan Seorang Presiden Diharamkan dalam Islam? Simak Penjelasannya".

"Kalau ada hubungannya dengan orang lain, perlu kita sampaikan, asalkan benar, bukan kita malah memfitnah, memfitnah presiden juga gak boleh, kalau tidak terjadi dan dilakukan jangan malah katakan sebaliknya," ucapnya.

Buya Yahya menilai, hal tersebut memang dibutuhkan kejujuran yang tinggi, jadi sekali lagi Buya mengingatkan jangan fitnah seorang presiden apalagi dia seorang Muslim juga.

"Memfitnah orang yang kafir saja gak boleh kok, Islam itu mengajarkan kebaikan," tuturnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Sabtu, 28 November 2020.

Baca Juga: Sabar, Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin 2 Terhambat karena Harus Melalui 9 Tahapan Ini

"Cuman jika ada sebuah kebijakan yang bertentangan dengan perikemanusiaan misalnya, dan itu telah dirasakan merugikan oleh banyak orang, bertentangan dengan agama, ini sudah bukan mengungkap aib pribadinya, memang ini terjadi di masyarakat ya kita buat perubahan," katanya.

Menurut Buya Yahya, penyampaian kesalahan-kesalahan presiden bukan dilakukan dengan demo terlebih dahulu, melainkan seharusnya diberi surat, lalu jika tidak ada tanggapan dan sudah diingatkan masih juga dihiraukan, barulah berdemo.

"Kalo misalnya seorang presiden punya kebijakan yang salah dan sejenisnya, kemudian gak boleh kita protes untuk membuat perubahan lalu bagaimana, siapa yang buat perubahan?," tuturnya.

Buya juga menyarankan apabila ada sebuah kelompok yang menuntut keadilan alangkah baiknya seorang presiden mendengarkan dan melakukannya.

"Sebuah kelompok yang menginginkan sebuah keadilan misalnya, jika presiden menuruti ya selesai alhamdulillah, itu tandanya ikhlas, kan kedua belah pihak tenang dan damai," ucapnya.

Baca Juga: WARNING! Persentase Kematian Akibat Covid-19 di Lampung Lampaui Rata-rata Nasional Bahkan Dunia

Karena tujuan kita ucap Buya, adalah untuk membuat perubahan, jangan diniatkan untuk mencari-cari kesalahan presiden, tapi niatkan untuk perubahan.

"Kami yakin kok selama ini yang meminta kepada pemerintah, jika permasalahannya selama ini didengar dan dituruti insyaAllah damai semuanya," tuturnya.

Jadi sekali lagi Buya menegaskan bahwa yang diharamkan itu adalah membongkar aib atau kesalahan pribadi seorang presiden atau manusia, karena urusannya hanya dia dengan Allah.

"Kadang-kadang kita juga sedih, suka ada yang berlebihan membongkar aib pribadi seseorang, menteri, presiden, apalagi ulama naudzubillah kalau seandainya ada, itu dosa besar," ucapnya.

Jadi Buya meminta masyarakat dapat membedakan mana yang haram dan tidak karena hal tersebut kerap dijadikan alat oleh sebagian orang.

"Jadi tolong dibedakan, ini kadang-kadang hal yang semacam ini juga jadi senjata untuk sebagian orang, untuk membungkam orang-orang yang ingin mengungkapkan kebenaran, di sisi lain memang ada orang yang berlebihan barangkali yang tidak ada, malah disebutkan dan jadi fitnah," tuturnya.

"Sudahlah jangan fitnah presiden dan juga jangan ada orang yang mengkritisi presiden lalu dibungkam mulutnya, mengkritisi itu kan ingin membangun karena cinta kepada presiden," tutur Buya.***(Ghiffary Zaka/PR Bekasi)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: PR BEKASI

Tags

Terkini

Terpopuler