Tips Jaga Kesehatan dan Cara Deteksi Kanker Payudara SADARI vs SADARNIS, Mana yang Lebih Baik?

- 26 Oktober 2022, 12:40 WIB
Ilustrasi penyintas kanker payudara.
Ilustrasi penyintas kanker payudara. /Pixabay/marcojean20

“Kami selalu sampaikan ke masyarakat waspada dan sadar, kalau ada benjolan kecil langsung konfirmasi ke layanan terdekat,” kata dr. Monty, Senin 24 Oktober 2022.

“PRCC sudah bekerjasama dengan puskesmas dan dinkes untuk pelatihan untuk dokter dan bidan agar mereka dapat mendeteksi adanya kanker melalui USG di puskesmas,” tambah dr. Monty.

Usaha ini terus digerakkan untuk melakukan sosialisasi hingga masyarakat awam mendapat pengetahuan agar pasien dapat segera ditangani.

“Takutnya terlambat ke rumah sakit, karena dideteksi ternyata sudah ke stadium 3 ke atas,” kata dr. Monty.

dr. Monty menjelaskan untuk ukuran tumor stadium 1 itu kurang dari 2 cm. sementara stadium 2 diameternya 2-5 cm, stadium 3 di atas 5 cm, dan stadium 4 sel kankernya sudah menyebar ke organ lain.

Baca Juga: Krisis Air Bersih Hantui Indonesia! UNICEF dan Hasil Riset Kemenkes Ungkap 70 Persen Air Minum Tercemar Tinja

Ia menegaskan, upaya untuk mendeteksi dini kelainan di payudara tidak dapat mengandalkan periksa payudara sendiri (SADARI).

Terbukti SADARI yang sudah dikenal sejak tahun 1998, ternyata kasus yang datang ke rumah sakit sudah stadium lanjut (stadium 3).

“Maka untuk lebih akurat perlu SADARNIS atau periksa payudara secara klinis dengan bantuan alat penunjang seperti USG atau mamografi. Dengan USG, dapat menemukan kelainan dari ukuran tumor 2 mm dan sangat objektif terukur,” jelas dr. Monty.

Menurut dr. Monty, SADARNIS (periksa payudara secara klinis) sudah mulai terlihat hasilnya di beberapa rumah sakit.

Halaman:

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah