Tim Rebahan Harus Tahu, Hasil Penelitian Menunjukkan Sinar Matahari Bisa Lebih Cepat 'Matikan' Virus Covid-19

- 5 April 2021, 16:30 WIB
 ILUSTRASI sinar matahari.*/ANTARA
ILUSTRASI sinar matahari.*/ANTARA /

SEPUTAR LAMPUNG - Virus Covid-19 atau virus Corona memang belum ditemukan obatnya hingga saat ini.

Demi menekan angka penyebarannya, banyak negara kini sedang melakukan vaksinasi nasional atau mengembangkan vaksin Covid-19.

Vaksin Covid-19 sendiri disuntikkan untuk meningkatkan kekebalan kelompok atau herd immunity.

Baca Juga: Raja Cuan, Berikut Daftar 7 Orang Terkaya di Indonesia, Mulai Dari Pemilik Harta Rp60,6 Triliun Hingga Rp547 T

Baca Juga: Bocoran Drama Mouse Episode 11 Rabu, 7 April 2021: Lee Seunggi Akhirnya Berubah Jadi Psikopat?

Kendati demikian, baru-baru ini sebuah penelitian mengklaim virus Covid-19 bisa diberantas dengan cepat oleh sinar matahari.

Fakta terbaru menyebutkan bahwa virus Covid-19 mampu dinonaktifkan oleh sinar matahari delapan kali lebih cepat dalam eksperimen daripada prediksi pemodelan teoretis saat ini.

Penelitian ini telah memberikan secercah harapan dalam membalikkan gelombang pandemi.

Baca Juga: Sedang Terkena Radang Tenggorokan? Usir Ampuh dengan 6 Rempah-Rempah Dapur Ini, Diantaranya Jahe dan Bawang

Baca Juga: Dianggap Mengganggu Stabilitas Negara, Mantan Putra Mahkota Yordania dan Keluarganya Kini Jadi Tahanan Rumah

Dilansir dari RT, asisten profesor teknik mesin UC Santa Barbara, Paolo Luzzatto-Fegiz melakukan analisis studi tahun 2020 yang mengeksplorasi efek berbagai bentuk radiasi UV pada SARS-CoV-2 dan menemukan perbedaan yang signifikan.

Seperti semua radiasi elektromagnetik, UV berada pada spektrum dengan gelombang UVA lebih panjang, mampu bereaksi berbeda dengan bagian DNA dan RNA.

Dibandingkan dengan gelombang UVB jarak menengah lain yang terkandung dalam sinar matahari, konon bisa membunuh mikroba dan menyebabkan kulit terbakar pada manusia.

Baca Juga: Link Live Streaming Hercai Episode 134 Senin, 5 April 2021: Pertemuan Fusun-Reyyan Buat Miran Geram dan Marah

Baca Juga: Bocoran River Where The Moon Rises Episode 15 Malam Ini: Hubungan Pyeonggang dan On Dal Jadi Retak?

Radiasi UVC gelombang pendek sebelumnya telah terbukti menonaktifkan virus seperti SARS-CoV-2, tetapi bagian spektrum UV ini dibelokkan oleh lapisan ozon bumi.

Sebuah studi eksperimental pada Juli 2020 menguji kekuatan sinar UV pada SARS-CoV-2 yang terkandung dalam air liur simulasi.

Hasil studi menemukan virus tersebut dinonaktifkan dalam waktu kurang dari 20 menit.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 5 Halaman 113 114 115 116 Subtema 2 Pembelajaran 6 Benda dalam Kegiatan Ekonomi

Baca Juga: Sholat Tahajud Apakah Harus Tidur Dulu? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Berikut Ini

Namun, sebuah teori yang diterbitkan sebulan kemudian menyebutkan bahwa sinar matahari dapat mencapai efek yang sama, yang tidak bertambah dengan tepat.

Studi kedua ini menyimpulkan bahwa SARS-CoV-2 tiga kali lebih sensitif terhadap radiasi UV di bawah sinar matahari daripada virus influenza A.

Sebagian besar partikel Covid-19 menjadi tidak aktif dalam waktu 30 menit setelah terpapar sinar matahari musim panas pada siang hari, sedangkan virus dapat bertahan selama berhari-hari di bawah sinar matahari musim dingin.

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Hercai Episode 135 Selasa, 6 April 2021 NET TV, Hazard Nekat Bunuh Diri, Miran: Sadar Ayah

Baca Juga: Tetap Berbakti Meski Orang Tua Telah Tiada, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan 3 Amalan Terbaik untuk Melakukannya

“Inaktivasi yang diamati secara eksperimental dalam simulasi saliva lebih dari delapan kali lebih cepat daripada yang diharapkan dari teori,” kata Luzzatto-Feigiz dan timnya.

Dilansir dari Portal Jember dalam artikel "Virus Covid-19 Nonaktif 8 Kali Lebih Cepat Hanya dengan Sinar Matahari, Menurut Studi Terbaru", jadi, para ilmuwan belum tahu apa yang sedang terjadi.

Tim menduga bahwa, karena UVC tidak mencapai Bumi, alih-alih menyerang RNA secara langsung, UVA gelombang panjang di bawah sinar matahari berinteraksi dengan molekul di lingkungan virus, seperti air liur, yang mempercepat inaktivasi, dalam proses yang disaksikan sebelumnya dalam pengolahan air limbah.

Baca Juga: Cuplikan Sinopsis Hercai Episode 134, 5 April 2021: Miran Usir Azize Hingga Tersungkur, Reyyan: Hentikan!

Baca Juga: Punya Sistem Penanggalan Sendiri, Ini Sejarah Perumusan Kalender Hijriah dan Peristiwa Penting yang Menyertai

Penemuan ini menunjukkan bahwa pemancar UVA dapat ditambahkan ke peralatan seperti sistem penyaringan udara untuk menyediakan cara yang murah dan hemat energi untuk mengurangi penyebaran partikel virus.

Masker dan jarak sosial kemungkinan besar masih diperlukan, tetapi intervensi berbasis UV dapat bermanfaat karena negara-negara berjuang dengan gelombang pandemi yang berulang meskipun ada upaya vaksinasi.***(Selly Kurniawan/Portal Jember)

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah