Soal 1 Juta Guru Hororer Diangkat Jadi P3K, Ini Penjelasan Nadiem Makarim tentang Rekrutmen 2021

- 27 November 2020, 10:31 WIB
Ilustrasi seleksi guru PPPK 2021 Kemendikbud bagi guru honorer.
Ilustrasi seleksi guru PPPK 2021 Kemendikbud bagi guru honorer. /Kemendikbud

SEPUTAR LAMPUNG - Kabar mengenai adanya pengangkatan 1 juta guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) pada 2021 telah menjadi kabar baik bagi banyak orang.

Terkait dengan hal ini, ternyata ada beberapa hal yang perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang dapat membuat masyarakat nantinya merasa seperti diberi harapan palsu.

Sebagaimana diketahui, rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2020 ditiadakan. Selain karena pandemi, rekrutmen CPNS tahun sebelumnya juga belum selesai.

Bersamaan dengan itu, sejumlah instansi juga melakukan moratorium atau penghentian sementara penerimaan CPNS.

Baca Juga: Wafat karena Covid-19, Ini Pesan Terakhir yang Disampaikan Bupati Situbondo Dadang Wigiarto

Beberapa lembaga bahkan menyatakan jika moratorium akan dilanjutkan hingga beberapa tahun ke depan.

Meski demikian, untuk CPNS 2021 rencana akan dilakukan secara terbatas dengan skema khusus untuk sejumlah formasi prioritas.

Formasi yang masih membutuhkan banyak SDM adalah sektor pendidikan, kesehatan, juga tenaga teknis di lapangan seperti penyuluh.

Khusus untuk guru, kebutuhannya memang sangat besar. Di sisi lain, banyak guru honorer yang masih mendapatkan gaji jauh dari layak dan cukup.

Semua guru honorer berpeluang menjadi PPPK Tahun 2021. Kesempatan ini berlaku untuk semua guru honorer baik yang mengabdi di sekolah negeri maupun swasta.

Baca Juga: Tes Kepribadian, Apa yang Orang Lain LIhat Paling Berkesan dari Diri Anda

Terkait dengan kuota, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan tidak ada pembatasan kapasitas jumlah peserta. Selain itu, Nadiem juga mengatakan tidak ada lagi prioritas, semua boleh mengambil selama lulus seleksi.

"Jadi tidak ada lagi prioritas, siapa yang lebih duluan. Semuanya boleh mengambil tes, yang lulus boleh menjadi P3K," ungkap Nadiem saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers perkembangan pemulihan ekonomi di Kantor Presiden, Rabu 25 November 2020 yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Dikutip dari Pikiran-rakyat.com, untuk tesnya sendiri akan dilaksanakan secara online. Jadi semua guru honorer yang ada bisa mengikuti asalkan sesuai kriteria menjadi peserta. Termasuk yang berusia diatas 35 tahun masih berkesempatan mengikuti.

Baca Juga: Rumah Sakit Sudah Kewalahan, Tenaga Medis Menjerit Soal Libur Bersama Desember 2020

Nadiem juga menegaskan bahwa tidak ada golongan atau kelompok yang diprioritaskan untuk menjadi P3K pada tahun 2021. Bahkan jika gagal pada tes pertama, bisa mengulang tes kedua dan ketiga.

"Jadi saya harus merubah pola pikirnya, sudah tidak ada dahulu-dahuluan lagi. Semuanya bisa mengambil, pada 2021, bahkan bukan cuma sekali. Mereka bisa mengambil totalnya tiga kali mengambil, jadi kalau gagal, bisa mencoba lagi," lanjut Nadiem.

Pemerintah juga menyediakan pembelajaran online secara mandiri. Dimana calon peserta bisa mengasah kemampuannya agar kemungkinan lulus seleksi lebih tinggi. Kemendikbud katanya tidak akan mengendurkan standar lulus tes P3K karena harus dipertahankan kualitas untuk kebaikan anak didik.

"Tetapi tolong diingat lagi masyarakat, ini bukan pengangkatan 1 juta guru menjadi P3K. Ini adalah seleksi massal. Yang akan diangkat menjadi P3K, adalah berapa yang lulus dari itu. Kalau yang lulus cuma 100 ribu, ya 100 ribu yang jadi, kalau yang lulus 500 ribu, maka 500 ribu yang akan diangkat jadi P3K," tegas Nadiem.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x