Rintihan Pilu Ade Irma Nasution pasca Ditembak Pasukan G30S PKI : Papa.. Ade Salah Apa, Kenapa Ade Ditembak?

26 September 2021, 05:00 WIB
Johanna Soenarti menggendong Jenazah Ade Irma Suryani Nasution ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya.* /Tangkap Layar Instagram @perfectlifeid.*

SEPUTARLAMPUNG.COM - Nama Ade Irma Suryani Nasution atau Ade Irma Nasution rasanya tidak asing lagi ditelinga.

Gadis ini merupakan korban kekejaman G30S PKI yang dikomandoi Lettu Dul Arief, komandan aksi penculikan Jenderal Besar Abdul Haris (AH) Nasution, ayah dari Ade Irma.

Ade Irma merupakan anak bungsu dari Jenderal Besar Abdul Haris Nasution atau AH Nasution, target utama G30S PKI yang berhasil menyelamatkan diri.

Ade Irma baru menginjak usia 5 tahun saat kejadian nahas itu terjadi.

Pada 30 September 1965, Ade Irma yang biasanya tidur di kamarnya sendiri, memilih untuk tidur bersama dengan Ayah dan Ibunya, AH Nasution dan Johanna Soenarti.

Baca Juga: Bacaan Surah Al Kafirun Ayat 1-6: Terjemahan Bahasa Indonesia dan Tafsir Kemenag Ayat per Ayat

Menjelang subuh, Johanna yang mendengar pintu rumah mereka dibuka secara paksa langsung bangun dari tempat tidur dan membuka pintu kamar, benar saja, di melihat para pasukan Cakrabirawa sudah siap menembak ke arah kamarnya.

Johanna sigap menutup pintu dan berteriak memberitahu meminta suaminya untuk segera kabur lewat pintu belakang.

AH Nasution yang tidak percaya dan penasaran berusaha untuk memeriksanya sendiri, tepat ketika dia membuka pintu, para prajurit tak kenal ampun itu lantas menembakkan timah panas.

Tak lengah, Nasution segera tiarap. Johanna pun segera membanting pintu dan menguncinya. Para prajurit itu mulai ganas dan gerah, mereka pun menghujani pintu kamar Nasution dengan peluru.

Ade Irma yang ketakutan kemudian terbangun, dia langsung memeluk kaki sang Ibu. Adik Jenderal Nasution, Mardiah yang kebetulan memiliki akses ke kamar sang Kakak, langsung menggendong Ade Irma dan berusaha menyelamatkan diri ke kamar lain.

Baca Juga: Profil Lengkap Lettu Pierre Tendean: Meninggal pada Usia 26 Tahun, Korban Salah Sasaran G30S PKI

Nahas, Mardiah salah membuka pintu, seorang kopral yang gelap mata kemudian menancap tiga timah panas ke tubuh kecil Ade Irma.

Mengetahui hal tersebut, Johanna segera mengambil Ade Irma dari pelukan Mardiah. Meski sudah bersimbah darah, Ade Irma tidak menangis.

Sambil menggendong Ade Irma, Johanna tetap mengantarkan AH Nasution untuk pergi menyelamatkan diri dari pasukan G30S PKI yang sudah gelap mata tersebut.

Pada saat itulah, terjadi dialog pilu antara Ade Irma dan kedua orang tuanya. Dengan kondisi yang sudah lemah dan kesakitan. Gadis itu bertanya pada AH Nasution.

"Papa.. Ade salah apa? Kenapa Ade ditembak?," ucap Ade Irma dalam gendongan Ibunya di saat AH Nasution mendekati tembok Kedutaan Besar Irak yang berada di samping rumah dinasnya untuk melarikan diri dilansir dari akun Instagram @perfectlifeid pada Minggu, 26 September 2021.

Baca Juga: Siapa Saja Korban Penculikan dan Pembunuhan G30S PKI? Simak Profil dan Kisah Lengkapnya di Sini

Usai menyelamatkan sang Ayah, masih dalam gendongan sang Ibu, Ade Irma yang terluka dibawa berjalan ke arah ruang tengah dan langsung menghubungi Dokter melalui sambungan telepon rumah.

Tak merasa bersalah, Lettu Dul Arief yang mengomandoi aksi penculikan AH Nasution langsung menanyakan di mana keberadaan Sang Jenderal.

Dengan berani dan tak gentar, Johanna menyampaikan ke Dul Arief bahwa suaminya sedang berada di luar kota dua hari terakhir dan kedatangan mereka ke rumahnya hanya untuk menyakiti Ade Irma.

Kemudian, terjadi dialog lain antara Ade Irma dan Johanna yang cukup menyayat hati. "Ade masih hidup?," tanya Johanna pilu sambil terus menggendong putri bungsunya tersebut.

"Hidup, Mama," sahut Ade Irma.

"Ade hidup terus?," tanya Johanna sekali lagi.

"Hidup terus, Mama," sahut Ade Irma lagi.

Johanna yang khawatir dan sedih mulai kembali bertanya dengan getir, "Ade masih kuat?,".

"Masih Ma," jawab Ade Irma lirih.

Baca Juga: Bagaimana Nasib DN Aidit, Letkol Untung, dan Semua Dalang di Balik Tragedi Berdarah G30S PKI?

Usai kepergian pasukan G30S PKI, Johanna segera membawa Ade Irma Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Dia sempat mendapat perawatan intensif di sana.

Namun, nyawa Ade Irma pada akhirnya tidak tertolong. Gadis kecil tak berdosa ini meninggal pada 6 Oktober 1965 atau 6 hari setelah tertembak pada peristiwa G30S PKI.

Ade Irma dimakamkan di area kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Jalan Raya Prapanca Raya Nomor 9, RT 01 RW 01, Petogogan, Kebayoran Baru.

Demi menghormati pengorbanannya, pemerintah membangun monumen di tempat peristirahatan terakhirnya.

Di depan nisannya, tertulis kata-kata dari sang ayah, Jenderal AH Nasution. "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu".***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Berbagai Sumber Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler