Dilansir dari RT, asisten profesor teknik mesin UC Santa Barbara, Paolo Luzzatto-Fegiz melakukan analisis studi tahun 2020 yang mengeksplorasi efek berbagai bentuk radiasi UV pada SARS-CoV-2 dan menemukan perbedaan yang signifikan.
Seperti semua radiasi elektromagnetik, UV berada pada spektrum dengan gelombang UVA lebih panjang, mampu bereaksi berbeda dengan bagian DNA dan RNA.
Dibandingkan dengan gelombang UVB jarak menengah lain yang terkandung dalam sinar matahari, konon bisa membunuh mikroba dan menyebabkan kulit terbakar pada manusia.
Baca Juga: Bocoran River Where The Moon Rises Episode 15 Malam Ini: Hubungan Pyeonggang dan On Dal Jadi Retak?
Radiasi UVC gelombang pendek sebelumnya telah terbukti menonaktifkan virus seperti SARS-CoV-2, tetapi bagian spektrum UV ini dibelokkan oleh lapisan ozon bumi.
Sebuah studi eksperimental pada Juli 2020 menguji kekuatan sinar UV pada SARS-CoV-2 yang terkandung dalam air liur simulasi.
Hasil studi menemukan virus tersebut dinonaktifkan dalam waktu kurang dari 20 menit.