“Bagaimana membedakannya dengan penderita sariawan biasa? Banyak orang bertanya hal ini,” tulis Prof. Zubairi Djoerban.
Baca Juga: Miliki Jutaan Fans, Ini Efek Domino Korean Wave Terhadap Ekonomi Indonesia
Prof. Zubairi pun memberikan penjelasan dan menuturkan sejumlah cara untuk membedakannya.
“Pertama, sariawan itu memang salah satu gejala Covid-19. Tapi, gejala ini ditemukan pada sedikit pasien,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa gejala menyerupai sariawan yang dirasakan pasien Covid-19 hanya ditemukan sebanyak 20 hingga 25 persen saja.
Dia juga mengimbau masyarakat agar tidak langsung menduga jika terkena sariawan sudah pasti terpapar Covid-19.
“Anda bisa menduga bahwa itu Covid-19, kalau sariawannya disertai panas tinggi, batuk kering, diare, kehilangan penciuman, dan konjungtivitis,” kicau Prof. Zubairi Djoerban.
Baca Juga: Anak Ingin Masuk Pesantren? Berikut 5 Rekomendasi Pondok Modern di Provinsi Lampung
Zubairi mengingatkan jika yang dikeluhkan hanya sariawan, terdapat banyak kemungkinan itu merupakan gejala penyakit lain.
“Pasien Lupus pun sering sariawan. Demikian pula orang yang terlalu lama minum antibiotik, orang dengan HIV/AIDS, tergigit saat makan, kekurangan vitamin C, dan penyebab sariawan lainnya,” kicau Prof. Zubairi Djoerban.