SEPUTAR LAMPUNG - Tak kehabisan akal, pascadiblokir oleh Facebook dan Instagram, Junta Militer Myanmar gunakan aplikasi TikTok untuk mengintimidasi para demonstran antikudeta.
Ya, seperti diketahui, beberapa waktu lalu, secara terbuka perusahaan layanan jejaring sosial Facebook dan Instagram milik Pengusaha ternama Mark Zuckerberg 'memblokir' militer Myanmar menggunakan platformnya.
Facebook menyatakan keputusan itu diambil karena Junta Militer dianggap melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Baca Juga: Lowongan Kerja Telkomsel untuk Lulusan S1, Buka Program Magang
Dimana sejak Militer melakukan kudeta terhadap Pemimpin Myanmar yang dipilih secara Demokrasi, Aung San Suu Kyi. Aparat keamanan yang dikerahkan untuk meredakan demosntrasi justru menewaskan puluhan demosntran antikudeta.
Beberapa hari ini, video yang menunjukkan sosok berseragam sedang mengintimidasi demonstran antikudeta di Myanmar dilaporkan banyak muncul di TikTok.
Demonstran menolak kudeta kepimpinan oleh militer. Konflik yang terjadi antara aparat keamanan dan demonstran kerap terjadi.
Dikutip dari The Guardian pada Rabu, 3 Maret 2021, setidaknya 33 demonstran di sejumlah kota di Myanmar dilaporkan tewas akibat bentrokan dengan polisi.