SEPUTAR LAMPUNG - Usaha China untuk mengintervensi polemik Kudeta Militer Myanmar tampaknya tidak akan membuahkan hasil.
Pasalnya, Negeri Seribu Pagoda justru ingin menjauhi China meski mereka merupakan supplier senjata utama bagi Myanmar.
Sebagai informasi, Kudeta Militer Myanmar sudah berlangsung sejak awal bulan Februari 2021 pasca Presiden terpilih secara demokrasi Aung San Suu Kyi ditahan oleh Militer.
Junta Militer Myanmar mengklaim bahwa Politisi National League for Democracy (NLD) itu melakukan kecurangan pada Pemilihan Umum (Pemilu) November 2020.
Meski, pemerintah China menyatakan diri mereka ingin ikut terlibat dalam melibatkan situasi kudeta yang terjadi di Myanmar.
Namun, seorang pelobi asal Israel-Kanada yang disewa oleh junta militer Myanmar menyatakan bahwa para jenderal yang berkuasa ingin berusaha mendekatkan hubungan dengan kubu barat seperti Amerika Serikat.
Baca Juga: Mundur dari Penelitian Vaksin Nusantara, Wakil Dekan FKKMK UGM Ungkap Alasannya
Dalam pernyataannya juga, pelobi yang bernama Ari-Ben Menashe tersebut menyatakan bahwa pemerintah Myanmar nantinya akan meninggalkan pengaruh China yang dikenal dekat dengan pemimpin sebelumnya, Aung San Suu Kyi.