SEPUTAR LAMPUNG - Kebutuhan vaksin yang sangat banyak membuat Indonesia tak bisa sepenuhnya menggantungkan pasokan dari luar negeri.
Tak hanya karena pertimbangan ekonomi, namun juga mencakup permasalahan kemandirian bangsa.
Karena itu sejak jauh hari, pemerintah telah mengungkapkan bahwa selain membeli vaksin dari beberapa negara, Indonesia juga akan mengupayakan untuk membuat vaksin sendiri.
Vaksin dalam negeri itu rencananya akan diberi nama Vaksin Nusantara.
Untuk membuat Vaksin Nusantara ini, pemerintah melalui Menteri Kesehatan menggandeng sejumlah perguruan tinggi. Salah satunya Universitas Gajah Mada.
Namun di tengah proses, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gajah Mada memutuskan mengajukan pengunduran diri dari tim penelitian uji klinis vaksin sel dendritik SARS-CoV-2 atau Vaksin Nusantara.
Dalam surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan, disebutkan alasan pengunduran diri FK-KMK UGM yakni karena para peneliti sejauh ini tidak dilibatkan dalam proses uji klinis, termasuk dalam penyusunan protokol.
"Belum ada keterlibatan sama sekali. Kita baru tahu saat itu muncul di media massa bahwa itu dikembangkan di Semarang kemudian disebutkan dalam pengembangannya melibatkan tim dari UGM," kata Wakil Dekan FK-KMK UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan, dr. Yodi Mahendradhata melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, sebagaimana dikutip dari ANTARA pada Selasa, 9 Maret 2021.