SEPUTARLAMPUNG.COM - Pernahkah orangtua dimelihat anaknya marah-marah di rumah seperti menangis kejer, berteriak dan guling-guling sambil menangis di tempat umum.
Terkadang kemarahan seorang anak merupakan kemarahan tanpa sebab, nah kemarahan tanpa sebab itulah disebut temper tantrum.
Temper tantrum adalah suatu kondisi emosional yang umum dialami oleh anak usia 1-4 tahun. Sebenarnya pada saat tantrum, anak tersebut belum mampu mengutarakan kata atau eksprsi keinginannya.
Baca Juga: Terus Merosot, Harga Dogecoin Sentuh di Bawah 2 Ribu Rupiah per Koin
Oleh sebab belum mampu berkata dan mengekspresiakannya, biasanya anak marah yang berlebihan. Disamping itu terkadang anak-anak ingin mendapatkan perhatian lebih.
Dilansir SeputarLampung.com dari kanal youtube Anak Sehat dan Berkualitas yang tayang pada 6 Januari 2019, dr. Rony Tamba, SpA, Msi.Med yang merupakan dokter spesialis anak memberikan tips menghadapi anak yang tantrum sabagai berikut :
1. Orangtua tak perlu merasa malu
Hal yang perlu dipahami oleh orangtua adalah, jangan pernah merasa malu ketika anaknya sedang mengalami tantrum, bahkan ketika berada di tempat umu sekalipun. Karena tantrum hal yang umum terjadi pada anak-anak.
2. Tidak panik dan tetap tenang
Hal ini dilakukan bertujuan untuk mendiamkan sang anak, sebaliknya ketika anak sedang tantrum dan orangtua panik serta tidak tenang dalam menghadapi kondisi seperti itu, maka tantrum anak semakin menjadi.
3. Brain stroming anak
Lakukan brain stroming secara simultan dan berulang-ulang setelah anak selesai tantrum, misalnya katakan pada sang anak bahwa apa yang terjadi tadi itu malu bila dilihat oleh orang banyak.
Orangtua tidak boleh ikut teriak, tekankan rasa malu pada anak. Satu hal lagi jangan ikutan emosi dan memukul anak di depan umum.
4. Membawa anak ke tempat yang lebih sepi
Ketika terjadi tantrum pada anak di tempat umum, usahakan secepat mungkin membawa anak ketempat yang lebih sepi , lalu biarkan anak tantrum sepuasnya sampai dia berhenti.
5. Jangan terburu-buru merespon anak tantrum
Jika anak baru saja menangis dan berteriak-teriak jangan langsung direspon atau diintervensi terlebih dahulu. Biarkan hal itu terjadi sekitar tiga puluh menit .
6. Lakukan negoisasi pada anak agar perangainya melunak
Ketika anak tantrum di rumah, ajak anak tersebut masuk kamar dan kunci sesaat sambil merayu misalnya tanyakan apakah masih mau menangis atau tidak, beri imbalan terbaik bila anak setuju dengan rayuan tadi misalnya dibelikan mainan.
7. Berikan pujian
Lakukan hal yang terbaik pada anak yang berhasil mengatasi tantrumnya semisal pujian sayang pada sang anak, bahwa dengan tidak marah, menangis dan berteriak di tempat umum merupakan anak yang cerdas atau bisa juga dengan memberikan tepuk tangan.
8. Jangan jadikan tantrum menjadi senjata anak
Semakin orangtua mengikuti kemauan sang anak ketika tantrum, maka hal ini akan menjadi senjata sang anak tantrum untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
9. Jangan menyerah
Sebagai orangtua jangan sampai menyerah dalam menghadapi anak yang tantrum. Karena ketika orangtua kalah, maka anak akan selalu tantrum.
10. Mintalah bantuan kepada orang lain
Misalnya sang anak tantrum meminta untuk minum es, maka orangtua coba meminta bantuan pada orang lain dengan berkata misalnya seperti Mba, anak kecil gak boleh yah minum es. Lalu si Mba-nya bilang bahwa benar bahwa anak kecil tidak boleh minum es.
Jalan terakhir ketika orangtua tidak bisa mengatasi anak tantrum adalah konsultasi pada sikolog atau dokter anak.***