Meski demikian, gas air mata yang sudah kedaluwarsa ditembakkan akan terjadi partikel-partikel seperti serbuk bedak.
Ketika ditembakkan, terjadi ledakan dan timbul partikel-partikel lebih kecil yang dihirup dan apabila terkena mata akan mengakibatkan perih.
Meski belum diketahui berapa jumlah gas air mata kedaluwarsa yang digunakan saat kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Dedi memastikan sebagian besar gas air mata atau (chlorobenzalmalononitrile/CS) yang digunakan saat itu adalah gas air mata yang masih berlaku dengan jenis CS warna merah dan biru.
Ia menjelaskan bahwa ada 3 jenis gas air mata yang digunakan oleh personel Brimob di seluruh Indonesia, yakni warna merah, biru dan hijau.
Perbedaannya yakni, gas air mata warna hijau yang digunakan pertama berupa smoke (asap), saat ditembakkan terjadi ledakan di udara yang berisi asap putih.
Sementara gas air mata yang berwarna biru untuk menghalau massa bersifat sedang. Kemudian gas air mata warna merah dipakai untuk mengurangi massa dalam jumlah besar.
Kemudian, ia menjelaskan bahwa penggunaan gas air mata dalam tingkat tertinggi tidak menyebabkan kematian.
"Jadi, mengutip kata pakar, semua tingkatan ini, CS atau gas air mata dalam tingkat tertinggi pun tidak ada yang mematikan," ujar Dedi.