Para suporter merangsek masuk ke area lapangan diiringi dengan lempar-lemparan benda-benda. Kondisi pun makin tidak terkendali karena jumlah suporter yang masuk makin banyak.
Pihak kepolisian pun langsung bertindak dengan mengamankan para pemain Arema dan menggiring mereka ke ruang ganti.
Namun, jumlah suporter yang tidak sebanding dengan aparat membuat pihak kepolisian harus melepaskan tembakan gas air mata.
Hal inilah yang kemudian disebut sebagai pemicu utama berjatuhannya banyak korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Kanjuruhan tersebut.
“Aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan,” ujarnya,” isi thread seorang penonton selamat di Twitter atas nama @RezqyWahyu_05.
“Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah. Sedangkan untuk keluar stadion pun gak bisa karena macet penuh sesak di pintu keluar. Diluar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata,” lanjutnya.
“Kondisi luar stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita. Suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi, dan bambu berterbangan,” jelasnya lagi.***