Ini Identitas 2 Anggota Polisi yang Gugur Saat Kerusuhan di Kanjuruhan Malang Usai Liga 1 Arema vs Persebaya

- 3 Oktober 2022, 14:00 WIB
Update Jumlah Korban BRI Liga 1 di Malang: 182 Orang Meninggal Dunia Usai Laga Arema FC vs Persebaya
Update Jumlah Korban BRI Liga 1 di Malang: 182 Orang Meninggal Dunia Usai Laga Arema FC vs Persebaya /

SEPUTARLAMPUNG.COM – Kerusuhan yang terjadi usai pertandingan sepakbola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, antara Arema vs Persebaya membuat masyarakat Indonesia hingga dunia terhenyak kaget sekaligus pilu.

Ratusan nyawa hilang akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang dalam lanjutan BRI Liga 1 antara Arema vs Persebaya, pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Dari data terbaru yang diupdate Arema hingga tulisan ini tayang, sudah 221 orang meninggal dunia.

Dari 221 orang yang meninggal dunia daam kerusuhan di Kanjuruhan, ada 2 anggota polisi yang turut menjadi korban meninggal dunia.

Baca Juga: Viral Aksi Oknum TNI Saat Pengamanan di Malang, Mahfud MD Instruksikan Ini ke Jenderal Andhika Perkasa

Adapun dua anggota polisi yang menjadi korban meninggal tersebut adalah Bripka Andik Purwanto dan Briptu Fajar Yoyok Pujiono.

Identitas kedua polisi yang gugur saat mengamankan situasi di Kanjuruhan itu diungkap melalui unggahan di akun Instagram resmi Divisi Humas Polri.

Identitas 2 anggota polisi yang gugur dalam kerusuhan di Kanjuruhan, Malang
Identitas 2 anggota polisi yang gugur dalam kerusuhan di Kanjuruhan, Malang /Instagram/@divisihumaspolri

"Kepolisian Negara Republik Indonesia mengucapkan turut berduka cita atas gugurnya Bripka Andik Purwanto Personel Polres Tulungagung Polda Jatim & Briptu Fajar Yoyok Pujiono Personel Polres Trenggalek Polda Jatim," tulis akun Instagram Divisi Humas Polri @divisihumaspolri, Minggu, 2 Oktober 2022.

Seperti diketahui, kerusuhan di Kanjuruhan terjadi karena kalahnya Arema saat menjamu Persebaya di kandang sendiri. Alhasil para suporter Arema yang dikenal dengan sebutan Aremania tidak terima dan meluapkan kekecewaan kepada para pemain Arema Malang.

Para suporter merangsek masuk ke area lapangan diiringi dengan lempar-lemparan benda-benda. Kondisi pun makin tidak terkendali karena jumlah suporter yang masuk makin banyak.

Baca Juga: Cek Fakta: Akibat Tragedi Kanjuruhan, FIFA Bekukan Kompetisi Sepak Bola Indonesia selama 8 Tahun, Benarkah?

Pihak kepolisian pun langsung bertindak dengan mengamankan para pemain Arema dan menggiring mereka ke ruang ganti.

Namun, jumlah suporter yang tidak sebanding dengan aparat membuat pihak kepolisian harus melepaskan tembakan gas air mata.

Hal inilah yang kemudian disebut sebagai pemicu utama berjatuhannya banyak korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Kanjuruhan tersebut.

“Aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan,” ujarnya,” isi thread seorang penonton selamat di Twitter atas nama @RezqyWahyu_05.

Baca Juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan Malang, Sampai Kapan Laga BRI Liga 1 Persib Bandung dan Persija Jakarta Ditunda?

“Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah. Sedangkan untuk keluar stadion pun gak bisa karena macet penuh sesak di pintu keluar. Diluar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata,” lanjutnya.

“Kondisi luar stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita. Suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu batako, besi, dan bambu berterbangan,” jelasnya lagi.***

Editor: Desy Listhiana Anggraini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x