Akan tetapi, saat ini batu bara kalori rendah masih menjadi bahan baku yang paling ideal untuk pengembangan DME.
Baca Juga: Berang Lithuania Ijinkan Taiwan Buka Kantor Perwakilan di Ibu Kota Vilnius, China Janji Membalas
Meski industrinya belum ada di Indonesia, ia menyebut, Kementerian ESDM akan mengembangkan pendukung teknis di dalam negeri, baik dari sisi produksi atau pemanfaatan.
Salah satu kekurangan DME dibanding elpiji adalah panas yang dihasilkan lebih rendah.
Sebagai perbandingan dengan elpiji, untuk kandungan panasnya (calorific value), DME memiliki calorific value 7.749 kcal/kg. Sementara kandungan panas elpiji senilai 12.076 kcal/kg.
Kendati begitu, DME memiliki massa jenis yang lebih tinggi sehingga kalau dalam perbandingan kalori antara DME dengan elpiji sekira 1 berbanding 1,6.
Selain itu, pemilihan DME untuk substitusi sumber energi juga mempertimbangkan dampak lingkungan.
Menurut Dadan, DME lebih mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalkan gas rumah kaca hingga 20 persen.
Baca Juga: Perayaan Natal dan Tahun Baru di Bandarlampung akan Dibatasi, Eva Minta Warga Tidak Berkerumun
”Kalau LPG per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, dengan DME, hitungannya akan berkurang menjadi 745 kg CO2. Ini nilai-nilai yang sangat baik sejalan dengan upaya-upaya global menekan emisi gas rumah kaca,” ujarnya.