Bencana Longsor di Cimanggung Sumedang, Polisi dan Wartawan Ikut Jadi Korban

- 10 Januari 2021, 09:16 WIB
Petugas SAR melakukan proses pencarian korban longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Petugas SAR melakukan proses pencarian korban longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. /ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

SEPUTAR LAMPUNG - Peristiwa tanah longsor menimpa wilayah Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, pada Sabtu malam 9 Januari 2021, sekitar 19.30 WIB.

Kejadian ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya terjadi pada hari dan kawasan yang sama pada pukul 16.00 waktu setempat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang mencatat per Minggu dini hari 10 Januari 2021 korban luka mencapai 18 jiwa dan meninggal dunia 11.

Baca Juga: Biasanya Membuat Narasumber Tak Berkutik, Kali Ini Najwa Shihab Kena Batunya, Diskakmat Menkes Baru

Dari yang meninggal tersebut, beberapa aparat seperti Danramil Kecamatan Cimanggung Kapt Inf Setio Pribadi dan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang turut menjadi korban.

Mereka menjadi korban longsor susulan setelah sebelumnya berada di lokasi untuk merespon longsoran pertama.

Berdasarkan informasi dari BPBD, diperkirakan masih banyak orang yang tertimbun longsoran susulan, sebagaimana diberitakan sebelumnya dalam artikel yang pernah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: "Longsor di Cimanggung Sumedang, 11 Warga Meninggal, Diperkirakan Masih Banyak Korban yang Tertimbun".

Baca Juga: Bukan Hanya Sriwijaya Air SJ 182, Berikut Daftar Kecelakaan Pesawat Boeing 737 Classic di Indonesia

Sejumlah wartawan yang meliput kejadian juga mengalami luka-luka ketika terjadi longsor susulan. Seperti halnya reporter Metro TV Husni Nusyaf dan reporter TVRI Doni Irwandi.

Longsoran pertama dipicu curah hujan tinggi dan kondisi tanah tidak stabil. Longsor susulan terjadi pada saat petugas masih melakukan evakuasi korban di sekitar area longsoran pertama.

Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB memaparkan, pantauan BPBD setempat korban susulan dari petugas gabungan yang sedang melakukan evakuasi dan warga yang menonton di sekitar lokasi. Sedangkan kerugian material, data sementara mencatat 1 jembatan dan beberapa jalan terputus akibat longsor.

Baca Juga: Penyelundupan Ribuan Satwa Digagalkan Balai Karantina Pertanian Lampung di Pelabuhan Bakauheni

"Pusat Pengendalian Operasi BNPB menerima informasi terakhir pada Sabtu 9 Januari 2021 sekitar pukul 23.30 WIB hujan telah reda. Hingga tadi malam, tim gabungan masih melakukan proses pencarian dengan menekankan keamanan dan keselamatan tim. Kebutuhan mendesak saat ini yaitu alat berat untuk memindahkan material longsoran,"ujar dia dalam keterangan Minggu 10 Januari 2021.

Intensitas hujan tinggi pada Sabtu 9 Januari 2021 menyebabkan kejadian bencana di beberapa titik wilayah Jawa Barat, seperti di Garut dan kawasan lain di Sumedang.

Kabupaten Sumedang termasuk wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, sebanyak 26 kecamatan teridentifikasi berpotensi bahaya dengan kategori tersebut, sedangkan luas bahaya sekitar 60.872 hektar.

Baca Juga: Ssstt Mak, Ternyata Keladi yang Ditaruh di Sungkup Bisa Lebih Cantik dan Rimbun, Begini Caranya

Dilihat dari prakiraan cuaca Info BMKG, pada hari ini 10 Januari 2021 dan esok, kecamatan Cimanggung masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga hujan petir. Sedangkan wilayah Provinsi Jawa Barat, terpantau berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

"BNPB berharap masyarakat dapat tetap waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor maupun angin kencang. Persiapan diri sendiri, keluarga dan komunitas sangat dibutuhkan sehingga dampak korban jiwa dapat dihindari sedini mungkin, khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung," tuturnya.

Menyikapi puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengingatkan BPBD Provinsi untuk melakukan upaya peringatan dini dan kesiapsiagaan, khususnya di BPBD kabupaten dan kota.

Baca Juga: Daftar 5 Nama dan Profil Singkat Calon Kapolri yang Diajukan Mahfud MD pada Presiden Jokow

BNPB menyurati Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di 34 provinsi untuk terus berkoordinasi dengan BPBD di tingkat kabupaten dan kota. Peringatan dini dan kesiapsiagaan ini didasari data prakiraan potensi banjir dan longsor pada Januari 2021 dari BMKG, yang bekerja sama dengan Kementerian PUPR, BIG dan PVMBG.*** (Novianti Nurulliah/Pikiran Rakyat)

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah