Bulan Suro Keramat dan Datangkan Malapetaka hingga Dilarang Menikah? Buya Yahya: Ini yang Disebut Hari Buruk

27 Juli 2022, 17:00 WIB
Penjelasan Buya Yahya tentang Bulan Muharram yang disebut bulan Suro dan dianggap keramat. /YouTube/Al-Bahjah Tv

SEPUTARLAMPUNG.COM - Apakah benar bulan Suro merupakan bulan keramat, penuh mistis, dan dapat mendatangkan malapetaka, hingga dilarang untuk menikah pada bulan tersebut? Ini yang disebut hari buruk menurut Buya Yahya.

Masyarakat Jawa percaya bahwa pada bulan Suro yang bertepatan dengan Bulan Muharram, akan ada banyak makhluk halus bergetayangan. Karenanya, bulan ini dianggap keramat dan penuh mistis.

Banyak yang meyakini, jika melanggar larangan bulan Suro, maka akan ada malapetaka. Inilah mengapa kebanyakan orang Jawa tidak akan menggelar pernikahan pada bulan yang dianggap keramat ini.

Baca Juga: Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H pada 30 Juli 2022, Ini 7 Amalan Sunnahnya

Melansir dari kanal YouTube Al bahjah TV berjudul “Benarkah Bulan Suro adalah Bulan Keramat?” yang diunggah pada 30 Agustus 2018, begini penjelasan Buya Yahya.

Buya Yahya mendapat pertanyaan dari jamaah tausiyahnya tentang benarkah bulan Suro itu bulan keramat?

"Buya, sudah menjadi keyakinan bagi sebagian masyarakat Indonesia khususnya Jawa, bahwa bulan Muharram atau bulan Suro ini adalah bulan keramat dalam istilah Jawa. Pada tanggal-tanggal tertentu mereka menghentikan aktivitas yang bersifat hajatan besar, menghindari perjalanan jauh, sebab hari tersebut dianggap sebagai hari sial. Bagaimana kita menyikapi fenomena yang sudah terlanjur di masyarakat ini?," pertanyaan dari jamaah tersebut.

Baca Juga: 8 Amalan Bulan Muharram Dianjurkan bagi Umat Islam, Nomor 4 Dapat Menghapus Dosa Setahun yang Lalu

"Dalam Hadits Qudsi: Aku senang terhadap hamba-hamba-Ku yang berprasangka baik kepada-Ku. Jika berprasangka baik maka akan mendapat kebaikan," kata Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan, hari Allah itu semuanya baik. Hari jelek itu hanya satu, yakni ketika seseorang sedang bermaksiat dan melanggar aturan Allah SWT.

"Menikah itu baik atau tidak? Menikah itu baik, syukuran. Jadi tidak ada itu. Memang tidak tahu di negeri ini banyak diyakini hari sial," ujar Buya Yahya.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa bulan Allah itu ada 12 dan 4 di antaranya adalah bulan yang dimuliakan, di mana salah satunya adalah bulan Muharram.

Seperti diketahui, bulan Muharram dalam masyarakat Jawa disebut dengan bulan Suro, yang diyakini sebagai bulan malapetaka.

"Malah kebalikannya, bulan penuh rahmat itu (Muharram)," tegas Buya Yahya.

Baca Juga: Bolehkah Sholat Tahajud Jam 4 Pagi? Simak Aturan Pembagian Waktu dan Penjelasan Buya Yahya Berikut

Buya Yahya kembali menegaskan bahwa anggapan bulan Muharram (Suro) sebagai bulan petaka adalah bentuk suudzon kepada Allah.

"Tidak ada itu, jangan percaya dengan yang demikian. Itukan bualannya dukun. Hari jelek adalah hari dimana kita melakukan kemaksiatan," tegas Buya Yahya.

"Hari jelek adalah aktivitas goyang pinggul, buka perut, telanjang walaupun di hari jumat, walaupun di bulan Ramadhan," tambahnya.

Dalam Islam, Bulan Muharram yang termasuk dalam bulan yang dimuliakan oleh Allah, adalah bulan penuh keistimewaan. Oleh sebab itu, kita dianjurkan melakukan banyak amalan sholih, salah satunya berpuasa.

Baca Juga: Apa Bedanya 1 Suro dan 1 Muharram? Simak Mitos yang Bikin Merinding Soal Malam Suro bagi Masyarakat Jawa Ini

"Bulan Muharram adalah bulan yang istimewa, lakukan puasa," kata Buya Yahya.

"Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan itu bulan Muharram," sambungnya.

Buya Yahya mengatakan, puasa yang istimewa pada bulan Muharram ini adalah puasa Asyura yang dikerjakan pada setiap tanggal 10 Muharram.

Selain itu, disunnahkan untuk melaksanakan puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram. Hal ini dilakukan agar berbeda dengan puasa orang Yahudi yang berpuasa di tanggal 10 juga.

Namun, jika tidak bisa berpuasa di tanggal 9, tidak mengapa. Namun, akan lebih baik jika dikerjakan untuk menyelisihi kebiasaan orang Yahudi.

"Setelah itu ditambah akad nikah, hajatan, segala macam, tidak ada hari sial, semuanya hari baik," tutup Buya Yahya.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: YouTube Al Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler