Gagal Ginjal Akut pada Anak Indonesia Ada 206 Kasus per 18 Oktober 2022, Adakah Kaitannya dengan Covid-19?

20 Oktober 2022, 15:15 WIB
Waspada gagal ginjal akut pada anak! /pixabay/ stokpic

SEPUTARLAMPUNG.COM – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan bahwa gagal ginjal akut pada anak Indonesia ada 206 kasus per 18 Oktober 2022. Benarkah semua ada kaitannya dengan Covid-19?

Sejak akhir Agustus 2022, Kemenkes dan IDAI telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, utamanya di bawah usia 5 tahun. Hingga per 18 Oktober 2022 ditemukan 206 kasus penyakit ini.

Jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak Indonesia yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 itu terdapat di 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dimana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%.

Lantas, benarkah gagal ginjal akut pada anak Indonesia yang angkanya meningkat tajam sejak dua bulan terakhir ini ada kaitannya dengan Covid-19?

Baca Juga: Resep Ayam Goreng Mentega, Cocok untuk Menu Makan Malam Bersama Keluarga

“Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan Vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19. Karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun,” kata juru bicara Kemenkes dr Syahril, dikutip Seputarlampung.com dari laman Sehat Negeriku Kemenkes RI.

Saat ini Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri masih terus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

Sembari menunggu hasil penelitian, Kemenkes dan IDAI mengimbau masyarakat tetap tenang dan terus mengikuti perkembangan berita gagal ginjal akut ini dari sumber yang terpercaya seperti media sosial milik IDAI atau Kementerian Kesehatan.

Orang tua juga diharapkan mengetahui tanda bahwa pada anak secara umum, ditambah dengan adanya gejala gangguan ginjal akut seperti berkurangnya jumlah urine atau tidak ada urine sama sekali.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata di Tanggamus Lampung, Mulai Pantai hingga Bukit, Lengkap dengan Harga Tiket Masuk

Orang tua harus bisa memahami bila gejala biasanya didahului oleh demam, diare, muntah, batuk, pilek dalam kurun waktu 1-2 minggu sebelum terjadinya gagal ginjal akut.

Selain itu, Kemenkes juga meminta agar orangtua untuk sementara ini tidak memberikan obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada anak.

“Sebagai alternatifnya, pengobatan pada anak dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria(anal), atau lainnya,” kata Kemenkes di unggahan Instagram resminya.

Bila anak mengalami gejala yang mengarah pada gagal ginjal akut seperti penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan/tanpa demam, diare, batuk, pilek, mual dan muntah, maka segeralah rujuk ke klinik, dokter, maupun rumah sakit agar dapat segera ditangani.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 10 SMA Halaman 88, Ayo Berlatih: Teori Flogiston dan Hukum Lavoisier Kurikulum Merdeka

“Cegah gagal ginjal akut pada anak dengan terapkan pola hidup bersih dan sehat, konsumsi obat dengan baik dan benar serta konsumsi air putih yang cukup,” kata Kemenkes di unggahan Instagram tersebut.

Demikian ulasan mengenai gagal ginjal akut pada anak di Indonesia yang bertambah jadi 206 kasus, bahwa kasus penyakit ini tidak ada kaitannya dengan Covid-19.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Sehat Negeriku

Tags

Terkini

Terpopuler