8 Tokoh Indonesia yang Namanya Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Sejumlah Negara

22 Oktober 2020, 15:30 WIB
Nama Presiden Joko Widodo diabadikan menjadi nama jalan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) /Instagram @jokowi

SEPUTAR LAMPUNG - Beberapa hari lalu sebagian masyarakat Indonesia heboh sekaligus bangga saat mengetahui nama Presiden Joko Widodo disematkan menjadi salah satu nama jalan di Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Peresmian nama jalan Presiden Joko Widodo Street tersebut secara langsung dipimpin oleh Chairman Abu Dhabi Executive Office, Sheikh Khalid bin Mohammed bin Zayed Al Nahyan pada Senin 19 Oktober 2020 waktu setempat.

Presiden Jokowi sendiri memosting hal tersebut di akun instagramnya. Diabadikannya nama Preisden Joko Widodo menjadi salah satu nama jalan di Abu Dhabi ini dalam rangka merefleksikan hubungan erat antar pemerintah Indonesia dengan UEA dan juga sebagai penghormatan Pemerintah UEA kepada Jokowi dalam memajukan hubungan bilateral antar kedua negara.

Pengabadian nama tokoh Indonesia menjadi nama jalan di luar negeri bukan sekali ini terjadi. Selain Presiden Jokowi, ada tujuh nama tokoh asal Indonesia lainnya yang juga diabadikan sebagai nama jalan di luar negeri.

Baca Juga: Segera Cek! Kemendikbud Kembali Salurkan Kuota Internet untuk Indosat, Telkomsel, Xl, Smartfren, Tri

Diberitakan oleh Zonajakarta.com sebelumnya dalam artikel "Tak Hanya Jokowi, 7 Tokoh Indonesia ini Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan Internasional", berikut 7 nama tokoh lain yang namanya diabadikan menjadi jalan di sejumlah ruas jalan di luar negeri selain nama Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi UEA:

1. Soekarno dari Mesir sampai benua Afrika

Presiden Soekarno tidak hanya disegani di negara sendiri, namun ternyata ia juga dihormati di berbagai negara.
Salah satunya negara Maroko, Maroko pada tahun 1960 memberikan penamaan jalan untuk Soekarno di di kota Rabat, Ibukota Maroko.

Negara yang terletak di benua afrika tersebut menyematkan nama Soekarno di sebuah rue atau jalan.

Maroko sangat menghormati Soekarno karena ia pernah menggalang kekuatan negara–negara dunia ketiga dalam Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, Jawa Barat.

Selanjutnya, tahun 1960 Presiden pertama Indonesia Soekarno berkunjung ke Maroko sebagai bentuk ucapan selamat dari Indonesia atas kemerdekaan negara yang terkenal sebagai destinasi wisata di Afrika ini. Indonesia juga merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Maroko saat itu.

Baca Juga: Tips Mudah dari Titi Kamal Agar Tanaman Hias Berdaun Rimbun dan Bebas Hama

Selain Maroko, nama jalan Soekarno juga terletak di Kota Kairo, Ibu Kota Negara Mesir. Ternyata, Presiden Indonesia dikenal di Mesir dengan nama Ahmad Soekarno.

Penambahan nama Ahmad sendiri dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia di Mesir untuk menarik perhatian masyarakat Mesir bahwa Presiden Indonesia beragama Islam. Alasan Mesir memberikan nama jalan karena Mesir negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia saat itu.

Sementara jika di Pakistan nama Soekarno terletak di dua lokasi, yakni Soekarno Square Khyber Bazar yang kini berubah menjadi Soekarno Chowk di Kota Peshawar dan Soekarno Bazar di Kota Lahore.

Pakistan memang sangat menghargai Soekarno, karena pada tahun 1965 Soekarno mengirimkan TNI AL untuk berpatroli di laut selatan Pakistan saat negara itu konflik dengan India.

Baca Juga: Warnanya Eksotis, Ini Beragam Manfaat Kubis Ungu untuk Kesehatan dan Kecantikan

2. Mohammad Hatta di Belanda

Belanda pada tahun 1987 meresmikan nama jalan bernama Mohammed HattaStraat.

Nama tersebut diberikan karena Bung hatta mempunyai peran dalam upaya kemerdekaan Indonesia.

Lokasi nama jalan tersebut berada di Kota Harleem tepatnya di kawasan perumahan Zuiderpolder.

Hatta dipilih karena kontribusinya ketika berjuang memerdekaan Indonesia.

Pria kelahiran Bukit Tinggi itu pernah menuntut ilmu di Belanda sampai selama 12 tahun lamanya yakni mulai dari tahun 1921 hingga 1932.

3. Raden Ajeng Kartini wangi di Amsterdam

Tidak kalah dengan yang lain, ternyata Nama tokoh perjuangan wanita asal Jepara, Jawa Tengah, juga menjadi nama jalan di Amsterdam Zuidoost atau yang dikenal dengan sebutan Bijlmer.

Selain RA Kartini, sejumlah wanita dari belahan negara yang berkontribusi dalam perjuangan wanita juga berada di kawasan tersebut.

Baca Juga: Prakerja Gelombang 11 Masih Belum Pasti, Kemnaker Luncurkan Program MangCovid untuk Korban PHK

4. Jalan Munir didirikan di Den Haag

Di kota Den Haag terdapat nama tokoh Indonesia yang bisa ditemui yaitu Munir Said Thalib Al-Kathiri. Nama Munir sang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) asal Indonesia disematkan pada tahun 2015 lalu.
Munir sendiri lantang menyuarakan perjuangannya pada pemerintah. Ia meninggal di Jakarta di dalam pesawat jurusan Amsterdam pada 7 September 2004.

Amnesty Internasional Belanda saat itu berusaha keras menjadikan nama Munir sebagai nama jalan di Belanda.

Akhirnya, pemerintah Den Haag memiliki kebijakan baru berupa pembangunan jalan setapak dan sepeda.

Jalan tersebut diberi nama Munirpad tepatnya di lingkungan Martin Luther King-Laan, dekat Salvador Allende Straat dalam kompleks perumahan Den Haag.

5. Jalan Syekh Yusuf di Afrika Selatan

Bagi penduduk Cape Town, Afrika Selatan, salah satu pahlawan yang diingat adalah ulama asal Indonesia Syekh Yusuf.
Bagi warga setempat, Syekh Yusuf dikenal sebagai sosok yang membangun komunitas Muslim di negara tersebut.

Selain dikenang sebagai sosok ulama, dia juga dikenal sebagai pejuang bagi rakyat Afrika Selatan karena menentang penindasan dan perbedaan warna kulit.

Daerah tempat tinggal Syekh Yusuf di Cape Town diberi nama sebagai kawasan Macassar untuk menghormati tempat asalnya.

Ada Jalan Macassar dan Sheikh Yusuf Road (Jalan Syekh Yusuf) di Cape Town untuk mengenang tempat kelahiran dan nama Syekh Yusuf.

Baca Juga: Fantastis! Utang Indonesia Capai Rp6 Ribu Triliun, Bayi Baru Lahir Sudah Berutang Rp20,5 Juta

6. Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir diketahui pernah menempuh pendidikan hukum di Universitas Amsterdam dan Universitas Leiden.

Ia mendalami sosialisme dan aktif dalam wacana kaum pergerakan bersama Perhimpunan Indonesia dan Mohammad Hatta.

Nama Sjahrir harum di Belanda sebagai seorang 'ksatria politik terhormat dengan idealisme yang tinggi'.

Sebagaimana disematkan oleh Wim Schermerhorn, mantan Perdana Menteri Belanda (1945-1966) pada 1966 sesaat setelah kematian Jahrir.

Di Indonesia sendiri pada masa perjuangan kemerdekaan, Sjahrir sebagai Perdana Menteri Indonesia pertama (1945-1947) menjadi sosok terdepan diplomasi Indonesia melawan Belanda di pentas politik Internasional.

7. Patimura (Thomas Matulessy)

Thomas Mattulessy atau yang lebih dikenal sebagai Pattimura namanya juga turut diabadikan sebagai nama jalan di Wierden, Pattimurastraat pada 2011 sebagai cabang dari jalan lain, Jan Jansweg.

Penyematan nama Pattimura diusulkan oleh komunitas Maluku yang telah menetap di Wierden sejak beberapa dekade lalu.

Pettimur sendiri dikenal sebagai pria kelahiran Ambon yang memimpin pemberontakan terhadap kolonial Hindia Belanda di Maluku.

Pada 16 mei 1817, ia memimpin penyerangan ke Benteng Duurstede di Saparua, Maluku dan berhasil mendudukinya.

Namun sayangnya, Pattimura harus menjalani hukuman gantung pada 16 Desember 1817 setelah dikhianati oleh Raja Booi, Pati Akon.***(Ines Dewi/Zona Jakarta)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler