Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Sunat bagi Anak Laki-laki? Berikut Penjelasan dr. Asrul Muhadi

- 22 November 2021, 17:45 WIB
Ilustrasi bayi laki-laki.*
Ilustrasi bayi laki-laki.* /Pixabay/Victoria_Borodinova

SEPUTARLAMPUNG.COM - Apakah saat ini Anda sedang bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat untuk melakukan proses sunat terhadap anak atau bayi laki-laki Anda?

Jika iya, simak penjelasan Dokter spesialis bedah umum dari Universitas Hasanuddin, dr. Asrul Muhadi, Sp.B berikut ini.

Seperti diketahui, dilansir dari laman repository.ar-raniry.ac.id, dalam kitab al-Mughnī, Ibnu Qudamah menyatakan secara tegas bahwa khitan atau lebih dikenal dengan kata sunat, bagi laki-laki adalah wajib. 

Oleh sebab itu, banyak orang tua muslim yang memiliki anak laki-laki sedikit 'galau' terkait kapan waktu untuk melakukan sunat bagi putranya.

Pasalnya, di Indonesia sendiri banyak sekali adat dan kebiasaan yang berbeda terkait waktu untuk melakukan sunat serta perayaan pascasunat.

Baca Juga: Resep BBQ Chicken Wings Mudah dan Praktis, Lengkap dengan Bumbu Marinasi dan Cara Memanggang di Oven

Kendati demikian, seiring dengan perubahan zaman, dilansir dari Antara, dr. Asrul Muhadi, Sp.B menyarankan anak laki-laki sebaiknya menjalani sirkumsisi atau sunat saat bayi karena memungkinkan pemulihan luka yang lebih cepat dan tidak menimbulkan trauma pada anak. 

"Indikasi sunat sekarang tidak harus menunggu anak berusia 7 tahun. Paling baik sejak lahir," ujarnya seperti dikutip seputarlampung.com dari Antara, pada Senin, 22 November 2021.

Kendati demikian, Asrul menyatakan hal ini juga bergantung pada keputusan orang tua si anak, termasuk bisa bergantung dengan adat istiadat yang sudah menjadi patokan.

Misalnya, berpegang pada hukum agama Islam, biasanya usia sunat seorang anak laki-laki dianjurkan menjelang akil balig atau cukup umur yakni usia 7 tahun.

"Tetapi dalam beberapa literatur, bisa sejak lahir. Ini lebih bagus," lanjutnya.

Baca Juga: Masalah Kesehatan karena Malas Ganti Sprei, Ini Penyakit dan Bakteri yang Mengintai Jika Sprei Jarang Diganti

Tak hanya Asrul, Founder Rumah Sunat dr. Mahdian, dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS juga menyarankan hal yang senada.

Menurutnya, sunat saat bayi memungkinkan luka lebih cepat pulih dan tak menimbulkan trauma anak khususnya pada jarum suntik.

"Selain lebih cepat sembuh juga karena kalau dilakukan pada usia sekolah misal SD, anak sudah ingat sehingga akan menyebabkan fobia," tutur Mahdian.

Fobia jarum suntik ini menurut Mahdian banyak ditemukan pada laki-laki yang melakukan vaksinasi Covid-19, sebagian laki-laki yang akan divaksinasi ini biasanya terlihat ketakutan saat jarum suntik akan disuntikkan ke lenggannya, hal itu menurutnya bisa terjadi karena orang tersebut memiliki fobia jarum suntik akibat pembiusan menggunakan jarum suntik dalam proses sunat.

Baca Juga: HATI-HATI! Asal Makan Bisa Picu Penuaan Dini, Ini Daftar Makanan/Minuman Enak yang Bisa Buat Muka Jadi 'Boros'

"Biasanya saat kecil pernah disuntik takut. Jadi ada dampak psikologis yang kita hindari," lanjutnya.

 

Perlu diketahui, tenaga medis khususnya para Dokter telah menyepakati bahwa sunat memiliki manfaat bagi anak antara lain dapat menekan risiki terkena infeksi saluran kemih (ISK).

Pasalnya, anak yang tidak disunat bisa mempunyai risiko terkena ISK lebih besar 3-10 kali dibandingkan dengan anak yang disunat pada tahun pertama kehidupan.

Selain itu, laki-laki yang disunat juga dapat menekan terjadinya risiko kanker penis.

Baca Juga: Jangan Lakukan 10 Kebiasaan Ini jika Sudah Masuki Umur 'Kepala 4', Nomor 1 dan Nomor 7 Sering Diabaikan

Manfaat lain dari melakukan sunat yaitu mengurangi risiko tertular HIV hingga 70 % dan sunat juga menurunkan risiko terjadinya penyakit yang ditularkan secara seksual.

Saat ini banyak metode sunat yang bisa dipilih, mulai dari metode sunat konvensional, laser, stapler dan klem.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah