Bagaimana Nasib DN Aidit, Letkol Untung, dan Semua Dalang di Balik Tragedi Berdarah G30S PKI?

- 24 September 2021, 14:20 WIB
 DN Aidit.
DN Aidit. /Tangkap Layar/ kebudayaan.kemdikbud.go.id/

SEPUTARLAMPUNG.COM - 30 September biasanya diperingati sebagai hari paling berdarah dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Bagaimana tidak, pada tanggal itu, ada 7 Perwira kebanggaan bangsa yang meninggal demi mempertahankan martabat pertahanan Republik Indonesia.

Para perwira ini tak lain adalah Letjen. Ahmad Yani, Mayjen. R. Soeprapto, Mayjen. Harjono, Mayjen. S. Parman, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo, dan Lettu CZI Pierre Andries Tendean.

Meraka kini dikenang sebagai 7 Pahlawan Revolusi yang gugur karena kekejaman aksi politik tak kenal ampun yang dipimpin oleh Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) saat itu, yakni DN Aidit.

Para pahlawan revolusi ini menjadi korban penculikan, penembakan, dan penyiksaan kejam oleh para antek TKI yang dikomandoi oleh Letkol Untung, dari Komando Balation I resimen Cakrabirawa (pasukan pengawal Presiden Soekarno).

Baca Juga: Pencairan BPUM Rp1,2 Juta Tinggal Seminggu Lagi, Cek Eform BRI dan Segera Reservasi untuk Cairkan BLT UMKM

Tak hanya disiksa mereka juga dibunuh tanpa ampun, bahkan jasad mereka dibuang di sebuah sumur tua yang kecil, tutupi dengan sampah karet dan tanah. Kemudian demi menyembunyikan jejak kekejaman mereka, 'kuburan' masal ini ditanami pohon pisang utuh di atasnya.

Pada akhirnya, kedaulatan pertahanan Indonesialah yang menang, di bawah pimpinan Mayjen Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), pasukan G30S PKI akhirnya menyerah dan kalah.

Jasad ke-7 perwira kebanggaan bangsa ini pun akhirnya ditemukan pada 3 Oktober, diangkat pada 4 Oktober, dan dimakamkan secara layak pada 5 Oktober 1965 di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Lalu bagaimana nasib para dalang di balik layar kekejaman G30S PKI?

Pasca berhasil mengalahkan pasukan G30S PKI di Jakarta, operasi penumpasan orang-orang yang dianggap sebagai dalang di balik terjadinya peristiwa berdarah ini terus dilanjutkan.

Baca Juga: Seperti Apa Sifat Benda Cair Beserta Contoh Percobaan? Jawaban Kelas 3 SD/MI Tema 3 Halaman 89 90

Berikut kronologi penangkapan orang-orang yang dinyatakan terlihat dalam peristiwa G30S PKI :

1. Letkol Untung Sutopo

Tokoh kunci penculikan para Jenderal TNI AD ini sempat menghilang sebelum tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang Artileri Medan (Armed) di Brebes, Jawa Tengah pada 11 Oktober 1965.

Saat itu, Untung yang sedang naik Bus menuju Tegal tampak ketakutan mengetahui ada anggota TNI yang juga menaiki Bus.

Tak ingin ketahuan, dia berusaha loncat dari Bus. Nahasnya, dia justru menabrak sebuah tiang listrik. Apesnya lagi, orang-orang sekian yang melihat tindakan 'tak biasa' tersebut mengira dirinya adalah seorang copet. Dia pun digebuki.

Kedua Armed yang melihat kejadian itu kemudian menangkapnya. Demi menyembunyikan identitasnya, dia tidak mengaku bernama Untung.

Baca Juga: Harga Mahal yang Harus Dibayar Jenderal Besar AH Nasution Pasca Selamat dari Incaran Pasukan G30S PKI

Bahkan, Anggota Armed yang menangkapnya tidak menyangka bahwa orang yang mereka tangkap adalah Komando Operasi G30S PKI yang telah melenyapkan nyawa para petinggi mereka.

Setelah diperiksa di markas CPM Tegal, barulah ketahuan bahwa 'copet' ini adalah Letkol Untung.

Awal 1966, Untung diadili oleh sebuah pengadilan luar biasa dalam sejarah Indonesia, Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub).

Setelah melalui sidang Mahmilub yang kilat, tepatnya pada 6 Maret 1966, Letkol Untung divonis hukuman mati. Dia pun menghembuskan nafas terakhirnya di Cimahi, Jawa Barat pada 1966.

2. Lettu. Dul Arief

Akhir hidup Komandan pasopati yang menjadi tokoh kunci penculikan para Jenderal TNI saat peristiwa G30S PKI ini tidak terpublikasikan secara jelas.

Nasib Lettu. Dul Arief yang waktu itu ditangani langsung oleh Ali Moertopo, tampak hilang tanpa jejak.

Namun, bentuk hukuman yang diberikan kepada Dul Arief diduga adalah eksekusi, seperti halnya D.N. Aidit atau lebih mirip dengan kasus Sjam Kamaruzzaman.

Baca Juga: Pecahan-Pecahan yang Memiliki Nilai Sama dengan Uang, Jawaban Kelas 2 Tema 3 Tugasku Sehari-hari

3. DN Aidit

Ada dua versi terkait kematian Dipa Nusantara Aidit atau lebih dikenal DN Aidit.

Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memimpin G30S PKI ini berhasil tertangkap di Jawa Tengah, lalu dia dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali pada 22 November 1965.

Dia kemudian dibawa ke dekat sebuah sumur dan diberi waktu setengah jam sebelum 'diberesi'. Waktu itu dia gunakan untuk berpidato yang isinya terlalu 'berapi-api'. Para Tentara yang mendengarnya kemudian tersulut emosi dan membombardirnya dengan tembakan.

Versi lain mengatakan bahwa dia diledakkan di dalam rumah tempatnya ditahan.

Hingga kini, belum diketahui di mana DN Aidit dimakamkan.

Baca Juga: Korban Lain Kekejaman G30S PKI: Karel Sadsuitubun, Katamso Darmokusumo, dan Sugiyono Mangunwiyoto

4. Sjam Kamaruzaman

Usai G30S PKI di Jakarta gagal, Sjam dan Aidit memutuskan bahwa pemimpin PKI harus terbang ke Jawa Tengah guna melanjutkan perjuangan mereka.

Namun, usai tertangkapnya Aidit pada 22 November 1965, jejak Sjam baru ditemukan kembali pada Maret 1967, dia kemudian ditangkap dan dibawa ke Jakarta.

Di pengadilan, Sjam mengaku bahwa dia bertindak atas perintah DN Aidit. Dia kemudian dijatuhi hukuman mati pada 1968.

Namun, karena kepentingan keterangan sebagai saksi kunci G30S PKI, dia terus menerus muncul sebagai saksi.

Sjam tampaknya menggunakan strategi penundaan eksekusi matinya dengan terus mengungkapkan rincian demi rincian G30S secara bertahap.

Hampir 21 tahun dijadikan saksi kunci dan mendekam di dalam jeruji besi, Sjam pada akhirnya dieksekusi mati pada 30 September 1986.

Baca Juga: Siapa Saja Korban Penculikan dan Pembunuhan G30S PKI? Simak Profil dan Kisah Lengkapnya di Sini

5. Sudisman

Sudisman adalah anggota politbiro PKI berpangkat tertinggi yang tampil di hadapan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub).

Dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral PKI saat itu. Sudisman bersaksi bahwa DN Aidit lah yang bertindak sendiri dalam G30S PKI.

Meski demikian, bukan berarti Sudisman dan para anggota PKI lainnya tidak bersalah, dia kemudian dijatuhi hukuman mati pada Oktober 1968.

Itulah nasib 5 (lima) dalang peristiwa berdarah G30S PKI di akhir hayatnya.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah