SEPUTAR LAMPUNG – Puisi bisa diberikan sebagai kado atau ungkapan perasaan di Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November di setiap tahunnya.
Lewat puisi, seorang anak didik ungkapkan perasaannya, baik secara langsung dibaca saat pentas seni di Hari Guru maupun jadi status di media sosial.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Jasanya sungguh besar untuk seorang siswa/siswi, membekali ilmu pengetahuan supaya anak-anak pintar.
Baca Juga: Kado Spesial untuk Hari Guru Nasional 25 November, Bantuan Subsidi Gaji Rp600 Ribu akan Segera Cair
Demikian besar jasanya terhadap negara. Lewat kesabaran mentransfer ilmu pengetahuan itulah bangsa ini menjadi bangsa yang besar.
Untuk itulah, momentum Hari Guru Nasional ini para siswa bisa memberikan yang terbaik. Setidaknya sebuah ucapan tentang makna besarnya jasa seorang guru.
Berikut Seputar Lampung kumpulkan dari berbagai sumber, kumpulan-kumpulan puisi tentang guru yang bisa dibacakan di Hari Guru Nasional 25 November 2020.
Baca Juga: 20 Ucapan Selamat Hari Guru Nasional untuk Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Cocok Dibagi di Medsos
Kumpulan puisi ini dikutip dari para penyair nasional yang namanya sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia.
Lewat puisi ini juga para pembaca dimotivasi untuk berbuat lebih baik, termasuk mengingat kembali jasa-jasa besar seorang guru.
1. Puisi-puisi dari Gus Mus.
Siapa yang tak kenal dengan Gus Mus. Nama aslinya Ahmad Mustofa Bisri. Masyarakat Indonesia mengenalnya dengan sebutan Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri.
Gus Mus, sapaan akrabnya ini adalah tokoh Nahdlatul 'Ulama. Gus Mus merupakan Rais Syuriah PBNU. Gus Mus juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.
Baca Juga: Cara Mudah dan Enak Turunkan Kolesterol Jahat dan Gula Darah, Konsumsi 8 Buah Segar Berikut Ini
Siapa yang tak kenal puisi-puisi Gus Mus. Puisinya beredar luas di dalam negeri. Bahkan dikenang luas oleh masyarakat Indonesia di luar negeri.
Berikut puisi-puisi Gus Mus tentang guru yang bisa dibacakan dan sebagai ucapan di Hari Guru Nasional 25 November 2020 ini.
Baca Juga: Kabar Gembira, Guru Honorer Bakal Dapat Bantuan Subsidi Upah, Ini Kategorinya
(1)
PUISI GURU
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Ku lihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?
Baca Juga: Yuk, Kurangi Sampah Plastik! Ini 6 Alternatif Kantong Belanja Ramah Lingkungan
(2)
PAHLAWAN PENDIDIKAN
Jіkа dunіа kаmі уаng dulu kоѕоng
tаk реrnаh kаu іѕі
Mungkіn hаnуа аdа wаrnа hаmра, gеlар
tаk bіѕа ара-ара, tаk bіѕа kеmаnа-mаnа
Tарі kіnі dunіа kаmі реnuh wаrnа
Dеngаn gоrеѕаn gаrіѕ-gаrіѕ, јugа kаtа
Yаng dulu hаnуа јаdі mіmрі
Kіnі mulаі tеrlіhаt bukаn lаgі mіmрі
Itu kаrеnа kаu уаng mеngајаrkаn
Tеntаng mаnа wаrnа уаng іndаh
Tеntаng gаrіѕ уаng hаruѕ dіlukіѕ
Jugа tеntаng kаtа уаng hаruѕ dіbаса
Tеrіmаkаѕіh guruku dаrі hаtіku
Untuk ѕеmuа рејuаng реndіdіkаn
Dеngаn реndіdіkаnlаh kіtа bіѕа mеmреrbаіkі bаngѕа
Dеngаn реndіdіkаnlаh nаѕіb kіtа bіѕа dіrubаh
Aра уаng tаk mungkіn kаu јаdіkаn mungkіn
Hаnуа uсараn tеrаkhіr dаrі mulutku
Dі hаrі реndіdіkаn nаѕіоnаl іnі
Gеmріtаkаnlаh ѕеlаlu јіwаmu
wаhаі рејuаng реndіdіkаn Indоnеѕіа
Baca Juga: Siap-siap, 107 Juta Penduduk Akan Disuntik Vaksin Covid-19, Ini Skemanya
(3)
TERIMA KASIH JASAMU
еngKаulаh реmbіmbіng аku
еngKаulаh реmbіmbіng аku
еngKаulаh реndіdіk аku
Guruku
Itulаh јulukаn dіrіmu…
Yаng tіdаk реrnаhnуа bоѕаn dіdаlаm
Mеngајаrku ѕеrtа mеngајаr dаku
Guruku
Tаnра dіrі mu ku bаkаl hаnсur
Tаnра dіrі mu ku bаkаl ѕеngѕаrа
Tаnра dіrі mu ku bаkаl tеrѕеѕаt
Guru
Terіmа kаѕіh
Atаѕ ѕgаlа јаѕа – јаѕаmu
Baca Juga: Anies Baswedan Penuhi Panggilan Polisi, Klarifikasi Kerumunan Massa di Acara Habib Rizieq
2. Puisi Guru karya Kahlil Gibran
Nama Kahlil Gibran tak asing lagi di dunia sastra Indonesia. Meski bukan orang Indonesia, puisinya banyak dinikmati di Indonesia dalam puisi terjemahan.
Kahlil Gibran merupakan salah satu penyair besar di dunia. Kahlil Gibran merupakan pria kelahiran Lebanon, 6 Januari 1883.
Baca Juga: Moeldoko Sebut Dirinya Tokoh Istana, Rocky Gerung: Seharusnya yang Mengumumkan Jubir Presiden
(4)
GURU
Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata
Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain
Baca Juga: Mengenal Aglonema Cinta: Meski Murah, Keindahannya Bisa Mempercantik Sudut Ruangan Rumah Minimalis
3. Puisi tentang guru karya W.S. Rendra
W.S Rendra adalah nama panggilannya. Nama lengkapnya adalah Dr.H.C Willibrordus Surendra Broto Rendra, S.S., M.A. Siapa orang Indonesia yang tak kenal dengan penyair ini.
Pria kelahiran Surakarta ini tak hanya dikenal sebagai penulis puisi, tetapi juga skenario drama, penulis cerpen, dan esai sastra.
Karya-karyanya selain bisa ditemukan dalam bentuk buku, juga beredar luas di media massa. Namanya masih harum sampai saat ini sebagai penyair, dramawan, pemeran dan sutradara teater berkebangsaan Indonesia.
Berikut puisi-puisi W.S. Rendra tentang guru yang bisa dibacakan di Hari Guru Nasional.
Baca Juga: Elektabilitas Habib Rizieq Melesat, Prabowo Subianto Kian Unggul dalam Survei Capres 2024
(5)
PUISI TENTANG GURU
Murid-murid mengobel kentit ibu gurunya
Bagaimana bisa itu mungkin?
Itu mungkin.
Sebab tak ada patokan untuk apa saja
Semua boleh.
Semua tak boleh.
Tergantung pada cuaca
Tergantung pada amarah dan girangnya sang raja
Tergantung pada kuku-kuku garuda dalam mengatur kata
Ibu guru perlu sepeda motor dari Jepang
Ibu guru ingin hiburan juga cahaya
Ibu guru ingin atap rumahnya tak bocor
Ibu guru ingin pula jaminan pil penenang,
Tonikum-tonikum dan obat perangsang yang dianjurkan dokter
Maka berkatalah dia kepada murid-muridnya
“Kita bisa mengubah keadaan.
Anak-anak akan lulus lulus ujian kelas,
Terpandang diantara tetangga,
Boleh dibanggakan pada kakak mereka.
Soalnya adalah tentang kerjasama antara kita.
Jangan sampai kerjaku terganggu,
Sebab atap bocor.”
Dan papa-papa semuanya senang
Di pegang-pegang tangan ibu guru,
Dimasukkan duit daam genggaman,
Serta sambil lalu,
Dalam suasana persahabatan,
Teteknya disinggung dengan siku.
Demikian murid-murid mengintip semua ini.
Itulah ajaran tentang perundingan,
Perdamaian, juga santainya kehidupan.
Ibu guru berkata
“Kemajuan akan berjalan lancar.
Kita harus menguasai mesin industri.
Kita harus maju seperti Jepang, Amerika, Jerman
Sekarang keluarkanlah daftar logaritma.”
Murid-muridpun tertawa,
Dan mengeluarkan rokok mereka.
“Karena mengingat kesopanan,
Jangan kalian merokok.
Kelas adalah ruang tuk belajar
Dan sekarang daftar ogaritma!”
Murid-muridpun tertawa dan berkata
“Kami tak suka daftar logaritma.
Taka da gunanya!”
“Kalian tak ingin maju?”
“Kemajuan bukan soal logaritma,
Namun adalah soal perundingan.”
“Jadi, apa yang kalian inginkan?”
“Kami tak ingin apa-apa.
Kami sudah punya semuanya.”
“Kalian ngacau!”
“Kami tak mengacau
Kami tak berpolitik
Kami merokok dengan santai
Seperti ayah-ayah kami di kantor mereka:
Santai, tanpa politik berunding dengan Cina
Berunding dengan Jepang
Mencipta suasana girang.
Dan di saat ada pemilu,
Kami membantu keamanan,
Meredakan partai-partai.”
Murid-murid tertawa
Mereka menguasai perundingan
Ahli lobbying
Paham akan gelagat
Pandai mengikuti keadaan
Mereka duduk di kantin,
Minum sitrun,
Menghindari ulangan sejarah.
Mereka tertidur di bangku kelas,
Yang telah mereka bayar sama mahal
Seperti sewa kamar hotel.
Sekolah adalah pergaulan,
Yang ditentukan oleh mode.
Yang dijiwai oleh impian kemajuan menurut iklan.
Dan bila ibu guru berkata:
“Keluarkan daftar logaritma!”
Murid-muridpun tertawa
Dan di dalam suasana persahabatan,
Mereka mengomel ibu guru mereka. ***