Puisi Bertema Guru dalam Rangka Hari Guru Nasional, Karya Gus Mus, Kahlil Gibran dan WS Rendra

17 November 2020, 18:35 WIB
Ilustrasi Puisi. /Pixabay

SEPUTAR LAMPUNG – Puisi bisa diberikan sebagai kado atau ungkapan perasaan di Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November di setiap tahunnya.

Lewat puisi, seorang anak didik ungkapkan perasaannya, baik secara langsung dibaca saat pentas seni di Hari Guru maupun jadi status di media sosial.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Jasanya sungguh besar untuk seorang siswa/siswi, membekali ilmu pengetahuan supaya anak-anak pintar.

Baca Juga: Kado Spesial untuk Hari Guru Nasional 25 November, Bantuan Subsidi Gaji Rp600 Ribu akan Segera Cair

Demikian besar jasanya terhadap negara. Lewat kesabaran mentransfer ilmu pengetahuan itulah bangsa ini menjadi bangsa yang besar.

Untuk itulah, momentum Hari Guru Nasional ini para siswa bisa memberikan yang terbaik. Setidaknya sebuah ucapan tentang makna besarnya jasa seorang guru.

Berikut Seputar Lampung kumpulkan dari berbagai sumber, kumpulan-kumpulan puisi tentang guru yang bisa dibacakan di Hari Guru Nasional 25 November 2020.

Baca Juga: 20 Ucapan Selamat Hari Guru Nasional untuk Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Cocok Dibagi di Medsos

Kumpulan puisi ini dikutip dari para penyair nasional yang namanya sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia.

Lewat puisi ini juga para pembaca dimotivasi untuk berbuat lebih baik, termasuk mengingat kembali jasa-jasa besar seorang guru.

1. Puisi-puisi dari Gus Mus.

Siapa yang tak kenal dengan Gus Mus. Nama aslinya Ahmad Mustofa Bisri. Masyarakat Indonesia mengenalnya dengan sebutan Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri.

Gus Mus, sapaan akrabnya ini adalah tokoh Nahdlatul 'Ulama. Gus Mus merupakan Rais Syuriah PBNU. Gus Mus juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.

Baca Juga: Cara Mudah dan Enak Turunkan Kolesterol Jahat dan Gula Darah, Konsumsi 8 Buah Segar Berikut Ini

Siapa yang tak kenal puisi-puisi Gus Mus. Puisinya beredar luas di dalam negeri. Bahkan dikenang luas oleh masyarakat Indonesia di luar negeri.

Berikut puisi-puisi Gus Mus tentang guru yang bisa dibacakan dan sebagai ucapan di Hari Guru Nasional 25 November 2020 ini.

Baca Juga: Kabar Gembira, Guru Honorer Bakal Dapat Bantuan Subsidi Upah, Ini Kategorinya

(1)

PUISI GURU

Ketika aku kecil dan menjadi muridnya

Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar

Ketika aku besar dan menjadi pintar

Ku lihat dia begitu kecil dan lugu

 

Aku menghargainya dulu

Karena tak tahu harga guru

Ataukah kini aku tak tahu

Menghargai guru?

Baca Juga: Yuk, Kurangi Sampah Plastik! Ini 6 Alternatif Kantong Belanja Ramah Lingkungan

(2)

PAHLAWAN PENDIDIKAN

Jіkа dunіа kаmі уаng dulu kоѕоng

tаk реrnаh kаu іѕі

Mungkіn hаnуа аdа wаrnа hаmра, gеlар

tаk bіѕа ара-ара, tаk bіѕа kеmаnа-mаnа

 

Tарі kіnі dunіа kаmі реnuh wаrnа

Dеngаn gоrеѕаn gаrіѕ-gаrіѕ, јugа kаtа

Yаng dulu hаnуа јаdі mіmрі

Kіnі mulаі tеrlіhаt bukаn lаgі mіmрі

Itu kаrеnа kаu уаng mеngајаrkаn

 

Tеntаng mаnа wаrnа уаng іndаh

Tеntаng gаrіѕ уаng hаruѕ dіlukіѕ

Jugа tеntаng kаtа уаng hаruѕ dіbаса

Tеrіmаkаѕіh guruku dаrі hаtіku

Untuk ѕеmuа рејuаng реndіdіkаn

 

Dеngаn реndіdіkаnlаh kіtа bіѕа mеmреrbаіkі bаngѕа

Dеngаn реndіdіkаnlаh nаѕіb kіtа bіѕа dіrubаh

Aра уаng tаk mungkіn kаu јаdіkаn mungkіn

Hаnуа uсараn tеrаkhіr dаrі mulutku

Dі hаrі реndіdіkаn nаѕіоnаl іnі

Gеmріtаkаnlаh ѕеlаlu јіwаmu

wаhаі рејuаng реndіdіkаn Indоnеѕіа

Baca Juga: Siap-siap, 107 Juta Penduduk Akan Disuntik Vaksin Covid-19, Ini Skemanya

(3)

TERIMA KASIH JASAMU

еngKаulаh реmbіmbіng аku

еngKаulаh реmbіmbіng аku

еngKаulаh реndіdіk аku

 

Guruku

Itulаh јulukаn dіrіmu…

Yаng tіdаk реrnаhnуа bоѕаn dіdаlаm

Mеngајаrku ѕеrtа mеngајаr dаku

 

Guruku

Tаnра dіrі mu ku bаkаl hаnсur

Tаnра dіrі mu ku bаkаl ѕеngѕаrа

Tаnра dіrі mu ku bаkаl tеrѕеѕаt

 

Guru

Terіmа kаѕіh

Atаѕ ѕgаlа јаѕа – јаѕаmu

Baca Juga: Anies Baswedan Penuhi Panggilan Polisi, Klarifikasi Kerumunan Massa di Acara Habib Rizieq

2. Puisi Guru karya Kahlil Gibran

Nama Kahlil Gibran tak asing lagi di dunia sastra Indonesia. Meski bukan orang Indonesia, puisinya banyak dinikmati di Indonesia dalam puisi terjemahan.

Kahlil Gibran merupakan salah satu penyair besar di dunia. Kahlil Gibran merupakan pria kelahiran Lebanon, 6 Januari 1883.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Dirinya Tokoh Istana, Rocky Gerung: Seharusnya yang Mengumumkan Jubir Presiden

(4)

GURU

Barang siapa mau menjadi guru

Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri

Sebelum mengajar orang lain

Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan

Sebelum mengajar dengan kata-kata

 

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri

Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri

Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan

Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain

Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain

Baca Juga: Mengenal Aglonema Cinta: Meski Murah, Keindahannya Bisa Mempercantik Sudut Ruangan Rumah Minimalis

3. Puisi tentang guru karya W.S. Rendra

W.S Rendra adalah nama panggilannya. Nama lengkapnya adalah Dr.H.C Willibrordus Surendra Broto Rendra, S.S., M.A. Siapa orang Indonesia yang tak kenal dengan penyair ini.

Pria kelahiran Surakarta ini tak hanya dikenal sebagai penulis puisi, tetapi juga skenario drama, penulis cerpen, dan esai sastra.

Karya-karyanya selain bisa ditemukan dalam bentuk buku, juga beredar luas di media massa. Namanya masih harum sampai saat ini sebagai penyair, dramawan, pemeran dan sutradara teater berkebangsaan Indonesia.

Berikut puisi-puisi W.S. Rendra tentang guru yang bisa dibacakan di Hari Guru Nasional.

Baca Juga: Elektabilitas Habib Rizieq Melesat, Prabowo Subianto Kian Unggul dalam Survei Capres 2024

(5)

PUISI TENTANG GURU

Murid-murid mengobel kentit ibu gurunya

Bagaimana bisa itu mungkin?

Itu mungkin.

Sebab tak ada patokan untuk apa saja

 

Semua boleh.

Semua tak boleh.

Tergantung pada cuaca

Tergantung pada amarah dan girangnya sang raja

Tergantung pada kuku-kuku garuda dalam mengatur kata

 

Ibu guru perlu sepeda motor dari Jepang

Ibu guru ingin hiburan juga cahaya

Ibu guru ingin atap rumahnya tak bocor

Ibu guru ingin pula jaminan pil penenang,

Tonikum-tonikum dan obat perangsang yang dianjurkan dokter

 

Maka berkatalah dia kepada murid-muridnya

“Kita bisa mengubah keadaan.

Anak-anak akan lulus lulus ujian kelas,

Terpandang diantara tetangga,

Boleh dibanggakan pada kakak mereka.

Soalnya adalah tentang kerjasama antara kita.

Jangan sampai kerjaku terganggu,

Sebab atap bocor.”

 

Dan papa-papa semuanya senang

Di pegang-pegang tangan ibu guru,

Dimasukkan duit daam genggaman,

Serta sambil lalu,

Dalam suasana persahabatan,

Teteknya disinggung dengan siku.

 

Demikian murid-murid mengintip semua ini.

Itulah ajaran tentang perundingan,

Perdamaian, juga santainya kehidupan.

 

Ibu guru berkata

“Kemajuan akan berjalan lancar.

Kita harus menguasai mesin industri.

Kita harus maju seperti Jepang, Amerika, Jerman

Sekarang keluarkanlah daftar logaritma.”

 

Murid-muridpun tertawa,

Dan mengeluarkan rokok mereka.

 

“Karena mengingat kesopanan,

Jangan kalian merokok.

Kelas adalah ruang tuk belajar

Dan sekarang daftar ogaritma!”

 

Murid-muridpun tertawa dan berkata

“Kami tak suka daftar logaritma.

Taka da gunanya!”

 

“Kalian tak ingin maju?”

 

“Kemajuan bukan soal logaritma,

Namun adalah soal perundingan.”

 

“Jadi, apa yang kalian inginkan?”

 

“Kami tak ingin apa-apa.

Kami sudah punya semuanya.”

 

“Kalian ngacau!”

 

“Kami tak mengacau

Kami tak berpolitik

Kami merokok dengan santai

Seperti ayah-ayah kami di kantor mereka:

Santai, tanpa politik berunding dengan Cina

Berunding dengan Jepang

Mencipta suasana girang.

Dan di saat ada pemilu,

Kami membantu keamanan,

Meredakan partai-partai.”

 

Murid-murid tertawa

Mereka menguasai perundingan

Ahli lobbying

Paham akan gelagat

Pandai mengikuti keadaan

 

Mereka duduk di kantin,

Minum sitrun,

Menghindari ulangan sejarah.

Mereka tertidur di bangku kelas,

Yang telah mereka bayar sama mahal

Seperti sewa kamar hotel.

 

Sekolah adalah pergaulan,

Yang ditentukan oleh mode.

Yang dijiwai oleh impian kemajuan menurut iklan.

Dan bila ibu guru berkata:

“Keluarkan daftar logaritma!”

Murid-muridpun tertawa

Dan di dalam suasana persahabatan,

Mereka mengomel ibu guru mereka. ***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Tags

Terkini

Terpopuler