SEPUTARLAMPUNG.COM – Inilah 6 fakta di balik Sumpah Pemuda yang jarang diketahui. Ini sejarah, tema, dan link download logo resmi dari Kemenpora RI untuk peringatan 28 Oktober 2023 mendatang.
Tak jarang pada setiap peristiwa besar, akan ditemukan hal yang jarang terungkap. Hal ini pun terjadi pada peristiwa Sumpah Pemuda, di mana setidaknya ada 5 fakta di balik momen bersejarah tersebut.
Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023 akan mengingatkan kembali pada kita semua tentang semangat persatuan dan kesatuan pemuda seluruh Indonesia.
Untuk itu, Kemenpora telah merilis Tema Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023, yakni ‘Bersama Majukan Indonesia’.
Selain tema, Kemenpora juga telah merilis logo Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023, yang bisa Anda dapatkan pada tautan di bawah ini.
Link Download Logo Hari Sumpah Pemuda 2023
Sejarah Hari Sumpah Pemuda
Dalam laman Museum Sumpah Pemuda, disebutkan bahwa sejumlah pelajar yang tergabung dalam Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), sepakat mengadakan pertemuan, Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.
Ada 14 tokoh pemuda penting yang berasala dari berbagai organisasi pemuda di Indonesia saat itu. Mereka inilah yang punya peran atas lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Keputusan akhir pada Kongres Pemuda II melahirkan trilogy yang kini dikenal denga nisi Sumpah Pemuda.
Berikut ini adalah bunyi dari isi Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928:
"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia."
"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia."
"Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia."
6 Fakta di Balik Sumpah Pemuda
1. Awalnya tidak disebut sebagai Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda dirumuskan oleh Mohammad Yamin. Namun awalnya rumusan itu tidak dinamakan "Sumpah Pemuda".
Istilah Sumpah Pemuda baru tercetus setelah beberapa hari usai digelarnya Kongres Pemuda II.
2. Kongres Pemuda II dilaksanakan di 3 lokasi
Mengutip laman Museum Sumpah Pemuda, Kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928 digelar di tiga lokasi, yakni gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106).
3. Menggunakan Ejaan Van Ophuysen
Naskah aslid Sumpah Pemuda ditulis dengan menggunakan ejaan Van Ophuysen, yakni ejaan yang digunakan untuk menulis kata dengan bahasa Melayu, menggunakan tipe yang bisa dimengerti oleh orang Belanda saat itu.
Dikutip dari laman Ensiklopedia Kemdikbud, ejaan van Ophuijsen telah digunakan selama 46 tahun sejak 1901. Kemudian pada 1947, Pemerintah Indonesia mengganti itu dengan ejaan Suwandi.
Contoh penulisan ejaan van Ophuijsen adalah bunyi oe untuk menggantikan /u/, tj untuk /c/, dan j untuk /y/.
4. Tidak Boleh Ada Kata Merdeka
Mengutip dari laman resmi Bawaslu, peserta Kongres saat belangsungnya SUmpah Pemuda tidak boleh menyuarakan kata merdeka, lantaran saat itu pertemuan dijaga ketat oleh kepolisian Belanda.
5. Diikrarkan di rumah orang Tionghoa
Gedung tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, gedung Indonesische Clubgebouw adalah asrama pelajar peranakan Cina bernama Sie Kok Liang.
Kini bangunan yang terletak di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat itu dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.
6. Lagu Indonesia Raya untuk pertama kali di[perdengarkan
Lagu kebangsaan “Indonesia Raya” diperdengarkan langsung oleh sang pencipta, W.R Soepratman dengan tanpa syai, tetapi menggunakan gesekan biola.
Hal ini dikhawatirkan kata “Indonesia” dan “Merdeka” yang ada pada lagu itu bisa menimbulkan masalah dengan pihak Belanda, yang saat itu ikut mengawasi.
Demikian 6 fakta di balik Sumpah Pemuda, lengkap dengan sejarah, tema, link download logo untuk 28 Oktober 2023.***