"Penderita kasus subvarian ini bergejala dan ada yang tidak bergejala. Adapun gejala yang timbul pada subvarian baru BA.4 dan BA.5, seperti pilek, bersin, sakit tenggorokan, batuk, dan sakit kepala," tambahnya.
Kendati demikian, masyarakat Indonesia diharapkan kembali menerapkan disiplin 5M plus melakukan 1D sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
5M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi.
Sedangkan 1D yaitu divaksin dengan melakukan vaksinasi dosis pertama, kedua, hingga penguat.
Dilansir dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, ada 3 negara yakni Afrika Selatan, Portugal, dan Chili, yang kenaikan kasus COVID-19 dikaitkan dengan meningkatnya kasus BA.4 dan BA.5.
Sementara di Indonesia kasus adanya BA.4 dan BA.5 dimulai di awal Juni 2022.
“Immune Escape perlu diwaspadai, artinya imunitas seseorang memiliki kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi varian omicron,” ucap Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, sebagaiman dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id pada 15 Juni 2022.
Untuk informasi lebih lanjut terkait perkembangan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected] (D2).***