SEPUTARLAMPUNG.COM – Sejak tingginya kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah mulai memberlakukan sederet aturan. Hal ini demi menghalau pergerakan virus yang tampaknya selalu punya celah untuk menginfeksi.
Salah satu kebijakan yang diambil adalah menghentikan sementara kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Sebagai gantinya, pemerintah memberlakukan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi pelajar Indonesia. Terutama di wilayah yang terdeteksi sebagai zona merahnya virus corona.
Baca Juga: Jangan Abaikan, Gatal Terus Menerus Bisa Jadi Gejala Penyakit Ginjal Kronis
Tanpa terasa, ternyata PJJ ini telah berlangsung setahun lebih. Awalnya semua memang baik-baik saja dan siswa pun tampak tidak masalah. Terlebih pemerintah juga menyediakan subsidi kuota belajar.
Namun, seiring waktu PJJ mulai terasa hambar dan membuat sebagian siswa mulai tidak nyaman.
Bukan karena kehabisan kuota atau telatnya kiriman kuota pemerintah. Bukan pula karena bosan dengan materinya.
Tetapi mereka rindu suasana dan belajar di sekolah, rindu berinteraksi secara nyata, rindu upacara setiap hari senin, rindu jajan di kantin, hingga mungkin juga rindu menerima hukuman sang guru.
Baca Juga: Sederet Ancaman Bagi yang Meninggalkan Sholat Subuh secara Sengaja, Berikut Penjelasan Buya Yahya