Network
SEPUTAR LAMPUNG - Kondisi Sulawesi Barat (Sulbar) di daerah Mamuju dan Majene, semakin mengkhawatirkan akibat gempa yang mengguncang di wilayah tersebut.
Dampak dari gempa Sulawesi Barat yang menghantam kedua daerah tersebut melumpuhkan akses fasilitas umum di daerah Mamuju dan Majene, seperti rumah sakit.
Kampus Universitas Airlangga (Unair) telah berkondinasi dengan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) untuk membantu tenaga medis di daerah yang terdampak gempa.
Baca Juga: Merasa Kecolongan, LaNyalla Tegur Prabowo Terkait Masuknya Kapal Survei China ke Perairan Indonesia
Tenaga medis dengan jumlah belasan dikirim untuk membantu para korban bencana, mulai dari tenaga dokter, dua apoteker, dua tenaga medis ahli bedah, dua dokter anestasi, empat dokter umum, empat perawat umum, dua perawat anestasi, dan dua perawat bedah operasi,” kata Suswaspodo Henry Wibowo sekretaris Yayasan Ksatria Medica, Minggu 17 Januari 2021, sebagaimana dikutip dari ANTARA.
Tenaga medis tersebut dipandu langsung oleh direktur RTSKA dr. Agus Hariyanto, Sp.B agar terkoordinir dengan baik, hingga sampai di lokasi bencana.
Kondisi medan yang akan ditempuh oleh tenaga medis belum diketahui, apakah masih bisa dilalui atau tidak?
Baca Juga: Waspada Suara Gemuruh dan Hewan yang Berlarian Turun, Bisa Jadi Tanda Gunung akan Meletus
Diperlukan kordinasi yang cepat agar mengetahui keadaan terkini di lokasi, karena tim medis harus bergegas memberikan pelayanan prima terhadap korban bencana gempa bumi.
Suswaspodo Henry Wibowo mengatakan, melihat situasi yang darurat, tim harus segera ke sana dan segera berkordinasi dengan tim bencana Kementerian Kesehatan. Rumah sakit tidak beroperasi lagi dan kapal diminta tempat waktu untuk sampai di lokasi.
