SEPUTAR LAMPUNG - Pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir membuat banyak orang tua bertanya-tanya kapan sekolah akan dibuka.
Seperti diketahui, sejak Pandemi Covid-19 diumumkan pemerintah memberlakukan kebijakan sekolah daring atau belajar dari rumah.
Namun, metode pembelajaran seperti ini banyak dikeluhkan oleh berbagai orang tua murid.
Baca Juga: Bocoran River Where The Moon Rises Episode 12 Malam Ini: On Dal Menyesal Bunuh Anak Buah Go Won Pyo?
Pasalnya, apra orang tua tampak jadi memiliki tugas tambahan selain pekerjaan sehari-hari yang biasanya di lakukan.
Tak hanya itu, para pelajar juga sudah mulai merindukan kebersamaan mereka di sekolah bersama dengan teman-teman dan guru-gurunya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri menargetkan sekolah tatap muka dapat mulai dilakukan pada Juli 2021, usai para guru selesai melakukan vaksinasi Covid-19.
Rencana pembelajaran atau sekolah tatap muka tengah menjadi sorotan. Sejumlah pihak terkait, masih terus mengkaji rencana tersebut dan mencari solusi agar pembelajaran atau sekolah tatap muka berjalan lancar selama pandemi Covid-19.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut setidaknya ada sejumlah tahapan yang harus dilalui Pemerintah ketika akan menggelar sekolah tatap muka di tengah pandemi yang masih mengepung Indonesia.
“Saya mungkin mau menjelaskannya bukan dari konteks hanya vaksinasi. Membuka suatu aktivitas kegiatan sosial, ekonomi salah satunya pendidikan, itu ada tahapan-tahapan yang dilalui,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, Senin, 22 Maret 2021.
Menurutnya, ada lima tahapan yang harus dilalui saat ketika membuka sekolah tatap muka bahkan ia menyebutkan kelima tahapan tersebut.
Lima tahapan tersebut adalah prakondisi, timing, prioritas, koordinasi, dan monitoring. Menurutnya, untuk menjalankan rencana pembelajaran atau sekolah tatap muka, tentunya harus ada koordinasi pusat dan daerah.
“Ada lima tahapan. Pertama prakondisi, kedua adalah timing, kapan dibukanya, yang ketiga adalah prioritas, sektor mana yang dibuka atau daerah mana yang dibuka, kemudian berikutnya keempat adalah koordinasi pusat dan daerah,” katanya.
Dilansir dari Pikiran Rakyat dalam artikel "Polemik Sekolah Tatap Muka, Satgas Covid-19 Sebut 5 Tahapan Wajib", dari lima tahapan tersebut, Pemerintah bisa mengetahui apakah sekolah tatap muka bisa kembali dibuka atau tidak.
“Dari kondisi itu, kita akan tahu apakah kita buka (sekolah tatap muka) atau gas itu berjalan baik yang penting kan prinsipnya adalah masyarakat produktif dan aman Covid-19. Itu yang harus dijaga,” katanya seperti dikutip dari PMJ News.
Bahkan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta implementasi protokol kesehatan (prokes) dilakukan secara konsisten dan tidak kendor. Tindakan tersebut berguna sebagai upaya meminimalisir penularan Covid-19.
Pernyataan tersebut disampaikan Doni Monardo ketika meninjau persiapan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Curug, Kabupaten Tangerang, Banten.
“Yang paling penting adalah konsistensi. Kalau konsep tadi bisa dilaksanakan secara optimal dan konsisten, saya yakin tidak akan ada yang terpapar,” katanya.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo berpesan agar status kesehatan, baik dari peserta didik maupun tenaga didik dapat diketahui dan dipastikan bahwa mereka dalam kondisi sehat serta tidak memiliki risiko tinggi.
Sementara itu, bagi para tenaga didik yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), ia menyarankan yang bersangkutan untuk tidak melakukan tatap muka dengan siswanya.
“Penting sekali bagi para peserta didik, termasuk juga para pengasuh khususnya untuk juga diketahui status kesehatannya,” katanya.
Oleh sebab itu, untuk memutuskan dilakukannya pembelajaran atau sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19 diperlukan kesiapan yang matang guna keamanan bersama.***(Mutia Yuantisya/Pikiran Rakyat)