وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللّهِ
“Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah.” (QS. Al-Baqarah: 102).
Mereka para tukang sihir dan dukun menyembah sesuatu yang lemah, yang tidak bisa membuka pintu yang tertutup dan tidak pula mampu membuka bejana yang tertutup.
Mereka menyembah sesuatu yang lari terbirit-birit tatkala mendengar adzan dan dzikrullah ‘Azza wa Jalla.
Tukang sihir dan dukun itu telah menghinakan diri mereka kepada setan. Mereka telah merusak diri mereka.Menggelapkan hati mereka. Dan menghancurkan pondasi akhlak yang mereka miliki. Mereka lakukan itu semua dengan bersungguh-sungguh melewati rintangan kesulitan.
Padahal apa yang mereka usahakan itu adalah jalannya setan, merendahkan diri padanya, dan mencari ridha setan tersebut.
Di sisi Allah kelak mereka akan mendapatkan kerugian dan penyesalan. Yang mereka temui hanyalah musibah dan bencana. Allah ‘Azza wa Jalla telah menafikan mereka dari kemenangan dengan firman-Nya,
وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى
“Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” (QS. Thaha: 69).