Mereka mengaku mengetahui pencurian, tempat-tempat rahasia, dll.
Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus menjadi Rasul, kesaktian para ‘arraf ini berkurang.
Berita-berita dari jin yang mereka dapatkan tidak lagi sehebat sebelumnya. Karena Allah Tabaraka wa Ta’ala menjaga langit dengan bintang-bintang pelontar.
Dahulu jin mendengar kabar dari langit kemudian mengabarkannya kepada para dukun. Kemudian jin-jin itu dilempari dengan bintang-bintang pelontar itu sehingga sedikit kabar yang sampai kepada para dukun.
Di zaman sekarang, para dukun dan tukang sihir ini sering berpenampilan seorang yang agamis.
Mereka disebut wali, kyai, atau ustadz. Banyak orang-orang yang tertipu dengan penampilan mereka ini.
Orang-orang awam menyangkanya seorang wali Allah, padahal mereka sejatinya adalah wali setan. Sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَيَوْمَ يِحْشُرُهُمْ جَمِيعاً يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُم مِّنَ الإِنسِ وَقَالَ أَوْلِيَآؤُهُم مِّنَ الإِنسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ
“Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): “Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia”, lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain).” (QS. Al-An'am: 121).