Orang yang mengatakan syair ini telah mengangkat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setinggi-tingginya sampai menyamakan derajatnya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Muhammad dikatakan sebagai tempat berlindung kala kesusahan. Dan itu hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang pantas untuk mendapatkannya.
Kedermawanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam katanya dunia dan seisinya. Padahal itu hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki. Bukan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ilmu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam katanya adalah ilmu Lauhul mahfuzh. Padahal itu hanya ilmunya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka orang ini telah menyekutukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ini adalah kesyirikan yang pertama.
2.2 Menurunkan derajat Allah hingga sama dengan makhluk-Nya
Adapun syirik yang kedua, Allah Subhanahu wa Ta’ala kita turunkan derajatnya sampai sederajat dengan makhluk. Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh umat-umat Yahudi. Keyakinan tentang mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala ceritakan dalam firman-Nya;
وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ يَدُ ٱللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ
“Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu” (alias bakhil)” (QS. Al-Ma’idah[5]: 64)
Orang-orang Yahudi juga berkata;
إِنَّ ٱللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَآءُ ۘ