SEPUTARLAMPUNG.COM – Di bulan Ramadhan, puasa adalah salah satu ibadah wajib bagi umat muslim. Untuk itu, hendaknya kita tahu bagaimana cara yang tepat menjalankan puasa agar pahala yang diharapkan bisa diraih. Berikut penjelasan Buya Yahya.
Selain menahan keinginan untuk makan dan minum, orang yang berpuasa juga harus mampu mengendalikan diri dari sifat-sifat tidak baik lainnya, misalnya berkata tidak sopan, marah, menggunjing, emosi, dan lainnya. Sehingga puasa sah dan pahala dapat diraih maksimal
Namun terkadang, tanpa disadari kita kerap membuat puasa jadi kurang maksimal, puasa batal, hingga hilangnya pahala puasa.
Hilangnya pahala puasa ini bukan disebabkan karena puasanya batal, akan tetapi ada hal lainnya yang bahkan sudah jadi kebiasaan hidup seseorang.
Dilansir Seputarlampung.com melalui video dari kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 30 April 2021 lalu, Buya Yahya menjelaskan mengenai sebab hilangnya pahala puasa seseorang.
Dalam video ceramah di Al-Bahjah TV tersebut, Buya Yahya mengatakan bahwa ada hal-hal yang tidak membatalkan ibadah puasa, akan tetapi hal tersebut bisa jadi sebab pahala puasa. Sehingga, yang didapat seseorang saat berpuasa hanya rasa lapar dan dahaga.
Secara hukum puasa tidak akan batal jika melakukan hal-hal tersebut, karena hukum puasa sudah jelas. Namun, selain menahan lapar dan dahaga yang jadi syarat puasa tidak batal, ada yang anmanya puasa batin.
“Hukum puasa sudah jelas, itu puasa dohir, tapi ada puasa batin,” kata Buya yahya.
Puasa batin ini seringkali tidak disadari oleh sebagian orang yang sedang menjalani ibadah puasa. Padahal apa yang dilakuannya itu dapat menghilangkan pahala puasa.
"Bisa jadi pahala ini terhapus karena perilaku-perilaku atau perbuatan-perbuatan yang tidak kita sadari,” lanjut Buya Yahya.
Puasa adalah sebuah ibadah yang mulia, di mana orang yang berpuasa akan terjaga dari segala hal yang tidak baik jika ia mampu mengendalikan diri agar berhasil meraih keistimewaan orang berpuasa.
“Hendaknya puasa itu bisa menjadi tameng, agar kita tidak masuk ke dalam kesalahan, kemaksiatan, dosa, dan neraka,” ujar Buya Yahya.
Tanpa disadari, terkadang kita sering mengeluarkan perkataan kotor, menggunjing orang, mencaci dan meremehkan orang lain.
Buya Yahya menuturkan, hendaknya saat sedang berpuasa kita dapat menghindari mengeluarkan kalimat-kalimat yang kotor, jorok, membangkitkan syahwat, menjadikan sebuah pertikaian dan adu domba.
Sebab, hal-hal tersebut dapat mengurangi bahkan menghapus pahala ibadah puasa yang sedang dilakukan.
“Bahkan begitu pentingnya kita menjaga lisan agar kita tidak mengutuk. Sekalipun dizolimi dan dicaci orang lain, ketika sedang berpuasa hendaknya kita jangan membalasnya dengan cacian juga,” tegas Buya Yahya.
Menjaga lisan dan menahan diri ini penting agar kita tidak mudah terpancing, yang membuat emosi hingga mengeluarkan perkataan tidak baik . Karena inilah yang justru bisa menyebabkan pahala puasa hilang.
“Kita harus bisa menjaga dalam keadaan apapun, khawatir kita terpancing dan emosi atas kesalahan orang lain, yang harusnya kesalahan itu hanya pada dia saja, namun karena kita terbawa emosi, jadilah saling mengolok, caci maka, maka hilanglah pahala puasanya,” Jelas Buya Yahya.
Itulah hal-hal yang tidak membatalkan puasa, namun di sisi lain perbuatan tersebut akan membuat pahala puasa terhapus.***