Selain itu infeksi Naegleria fowleri tidak dapat menyebar dari satu orang ke orang lain.
Gejala pertama yang ditimbulkan oleh infeksi Naegleria fowleri, umumnya dimulai sekitar 5 hari setelah terinfeksi.
Namun juga dapat dimulai dalam 1 hingga 12 hari. Antara lain yaitu sakit kepala, demam, mual, atau muntah.
Selanjutnya, gejala lain dapat muncul. Seperti leher kaku, kebingungan, kurang memperhatikan lingkungan sekitar, kejang, halusinasi, hingga koma.
Setelah gejala dimulai infeksi Naegleria fowleri akan berkembang pesat, dan biasanya dapat menyebabkan kematian dalam kurun waktu sekitar 5 hari. Namun juga dapat terjadi dalam 1 sampai 18 hari.
Kematian yang disebabkan oleh infeksi Naegleria fowleri, diakibatkan oleh jaringan otak yang hancur karena terinfeksi, sehingga terjadi pembengkakan otak.
Hingga 2021, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa tingkat kematian akibat infeksi Naegleria fowleri mencapai 97 persen, berdasarkan jumlah infeksi di Amerika Serikat pada 1962 sampai 2021, dimana hanya empat orang yang selamat.
PAM yang sangat jarang ditemui, serta infeksi Naegleria fowleri yang berkembang dengan sangat cepat, membuat sulitnya identifikasi terkait pengobatan yang efektif.
Saat ini, PAM diobati dengan kombinasi beberapa obat-obatan termasuk amphotericin B, azithromycin, fluconazole, rifampin, miltefosine, and dexamethasone.