Stunting yang disebabkan oleh masalah kurang gizi, dapat dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan. Baik pada segi jumlah dan kualitas gizi, hingga keragaman.
Penentuan pola makan sehari-hari, dapat menerapkan “Isi Piringku” dengan gizi seimbang.
Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, sedangkan setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.
Baca Juga: Ini Faktor Penyebab Kanker Payudara yang Wajib Diketahui, Nomor 5 dan 8 Paling Berisiko
Pola Asuh
Pola asuh dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita juga dapat mempengaruhi terjadinya stunting.
Edukasi dimulai untuk para calon ibu mengenai pemenuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta pemeriksaan kandungan empat kali selama kehamilan.
Bersalin di fasilitas kesehatan, lalu lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan upayakan bayi mendapat kolostrum dari ASI. ASI hanya diberikan hingga bayi berusia 6 bulan.
Pemberian ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, dengan makanan pendamping ASI.
Anak juga harus dipantau tumbuh kembangnya dengan rutin dibawa ke Posyandu setiap bulan. Selain itu, imunisasi juga diperlukan untuk memberikan kekebalan dari penyakit berbahaya pada anak.