Pasalnya, subvarian virus Covid-19 yang satu ini gejalanya lebih ringan dibandingkan dengan varian Omicron BA.1 dan BA.2.
Sehingga, tidak menimbulkan dampak besar pada angka rawat inap dan kematian.
Sejumlah tenaga medis mengatakan bila kasus mutasi Covid-19 seperti XBB ini bukanlah hal yang baru lagi.
Ada pun isu Covid-19 kebal vaksin belum dapat dibuktikan secara pasti.
Lumrahnya virus corona yang bermutasi berevolusi dan menemukan cara baru untuk menembus antibodi kita.
"Kami melihat banyak varian baru yang menggunakan pendekatan serupa untuk bertahan hidup - mereka menemukan cara untuk menghindari cara kita mendapatkan kekebalan dari vaksin dan infeksi sebelumnya dengan perubahan pada protein lonjakan," ujarnya sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Cosmopolitan.
Meski begitu tak perlu panik, figur otoritas lainnya telah menekankan bahwa tidak ada bukti bahwa XBB menyebabkan penyakit yang lebih parah, ketika melihat Singapura sebagai studi kasusnya.
Sementara untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari Covid-19 XBB, Anda perlu mengenali gejala-gejala yang ditimbulkan dari varian ini.