Gejala yang tampak pada penderita meningitis adalah demam, nyeri kepala, mual hingga muntah, tampak mengantuk, mata merasa silau berlebihan terhadap sinar, dapat disertai tampak kebingungan, dan kejang.
Pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan spesifik yang bisa dilakukan adalah metode Brudzinski Sign, yaitu apabila kepala penderita ditekuk, maka leher akan tampak kaku, pinggul dan paha juga akan tampak naik, serta lutut akan tertekuk.
"Pada penderita hidrosefalus akibat meningitis, penderita akan cenderung menurun kesadarannya. Gejala awal biasanya penderita terlihat sering mengantuk, cenderung tidur, serta tampak disorientasi dengan sekitarnya," ucap dr. Hadian.
Yang membedakan gejala tersebut dengan gejala penyakit lain yakni pada penderita hidrosefalus, penurunan kesadaran pada umumnya bersifat tidak mendadak, namun berlangsung bertahap selama berhari-hari, dan akan semakin memburuk seiring waktu hingga kemungkinan terburuknya kesadaran penderita menjadi sangat rendah atau koma, dan dapat disertai kejang serta keluhan gangguan penglihatan.
Periksa ke Dokter
Pada saat pertama kali merasakan gejala-gejala tersebut, dr. Hadian mengatakan agar penderita harus langsung dibawa ke dokter. Penanganan yang terlambat bisa menyebabkan kerusakan otak permanen hingga kematian.
"Apabila dibiarkan, akibat kerusakan otak ini penderita bisa jadi kesadarannya tidak bisa pulih hingga kemungkinan terburuknya adalah kematian. Untuk yang telah diterapi saja, angka kematian dan morbiditas berat untuk penyakit ini sangat tinggi, yaitu 50-60 persen. Sedangkan untuk yang tidak diterapi sama sekali, angka kematian dan morbiditas beratnya lebih tinggi lagi, yaitu hampir mencapai 100 persen," tutur dr. Hadian.
Penanganan hidrosefalus akibat meningitis tidak cukup hanya dilakukan dengan obat-obatan, namun harus dengan operasi.