Tahukah Anda, Puasa Bisa Membunuh Sel Pra Kanker? Simak Keajaiban 'Mengistirahatkan' Lambung Berikut Ini

- 25 Maret 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi sel kanker ovarium.
Ilustrasi sel kanker ovarium. /Pixabay/ColiN00B

SEPUTAR LAMPUNG - Tak lama lagi, umat muslim akan segera memasuki bulan suci Ramadhan.

Bulan yang satu ini sangat istimewa. Salah satunya karena di bulan ini ada ibadah khusus yang dilakukan oleh umat muslim selama sebulan penuh. Yakni berpuasa pada siang hari sejak waktu imsak hingga magrib tiba.

'Pengistirahatan' organ pencernaan ini tak hanya bernilai ibadah namun ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.

Karena itu, berpuasa atau tidak makan dan minum dalam jangka waktu tertentu tidak hanya dikenal sebagai ibadah, khususnya bagi umat muslim.

Baca Juga: Pagi-pagi Bawaannya Sudah Emosi? Waspada, Bisa Jadi Itu Tanda Tubuh Butuh Detoks, Jangan Abaikan!

Di dunia medis dan perdietan, puasa juga sangat populer sebagai salah satu upaya untuk menjaga kesehatan tubuh.

Dalam konteks kesehatan dan beberapa pola diet, ada sejumlah perbedaan antara puasa ramadhan dan puasa untuk kesehatan. 

Puasa ramadhan dimulai sejak Subuh hingga masuk waktu Magrib dengan tanpa makan dan minum sama sekali, sedang puasa dalam konteks kesehatan dan diet memiliki polanya sendiri.

Ada yang benar-benar puasa dalam artian sama sekali tidak makan dan minum. Ada pula yang hanya tidak makan namun tetap mengonsumsi air putih atau minuman tak berkalori.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Terbaru dan Lengkap untuk Wilayah Kota Bandarlampung Selama Bulan Ramadhan 1442 Hijriah

Dari segi waktunya pun variatif. Ada yang hanya beberapa jam, ada pula yang berlangsung hingga seharian dan bahkan beberapa hari.

Terlepas dari berbagai macam dan caranya, ternyata saat tubuh berhenti makan dalam jangka waktu tertentu, sejumlah keajaiban terjadi dalam tubuh kita.

Dalam berbagai sumber disebutkan, mulai jam ke-7, lambung dan berturut-turut organ pencernaan yang lain seperti usus halus, usus besar, liver/hati, dan pankreas beristirahat dari fungsi rutinnya dan mulai melakukan proses autofagi, atau membuang sel-sel yang sudah tua dan rusak, termasuk sel-sel pra-kanker dan mikroorganisme patogen.

Baca Juga: Ternyata Ini Rahasia Mengapa Rasulullah Jarang Sakit

Proses autofagi sangat penting bagi kesehatan dan daur ulang sel, serta vital bagi kemampuan sel untuk bertahan hidup. Para ilmuwan menemukan bahwa puasa 12-24 jam memicu autofagi, karena proses ini meningkat 12 jam setelah makan terakhir, atau istilahnya mengalami upregulasi.

Karena itulah berbagai studi membuktikan bahwa puasa sering dihubungkan dengan umur yang lebih panjang (longevity), salah satunya melalui perannya pada proses daur ulang sel ini.

Puasa 12-24 jam meningkatkan proses autofagi, puasa terbukti sangat bermanfaat baik dalam pencegahan maupun pengobatan kanker. Selain melalui peningkatan aktivitas autofagi, puasa juga membantu melawan kanker dengan cara menurunkan resistensi insulin dan menurunkan derajat proses peradangan di dalam tubuh.

Baca Juga: Universitas Ini Ramah Perempuan, Ibu Rumah Tangga Bisa Lanjut Studi dengan Tenang

Karena proses autofagi pada mereka yang berpuasa akan meningkat mulai jam ke-12 setelah makan terakhir, bagi muslim yang biasa puasa Sunnah bisa mengombinasikannya dengan puasa intermittent.

Intermittent fasting atau diet puasa adalah metode untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu, namun Anda masih dapat mengonsumsi minuman. Biasanya metode ini menganjurkan untuk puasa makan selama 16 jam, namun waktunya dapat Anda tentukan sendiri.

Luar biasa bukan yang terjadi pada tubuh kita saat kita ‘mengistirahatkannya’ selama beberapa lama. Semakin rutin kita berpuasa, semakin baik efeknya pada kesehatan jangka panjang.***

 

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Dari berbagai sumber, PRMN, VIU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah