Meluruskan 8 Mitos Covid-19 yang Membuat Kita Salah Kaprah Menyikapi Virus Corona

13 Oktober 2020, 06:35 WIB
Ilustrasi virus corona./ Pixabay /Pete Linforth

SEPUTAR LAMPUNG - Dalam 10 bulan terakhir, kita harus hidup berdampingan dengan virus yang sangat berbahaya bernama corona.

Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan Tiongkok ini kini telah menyebar ke seluruh dunia dengan jumlah terkonfirmasi positif diperkirakan oleh WHO, Organisasi Kesehatan Dunia, bisa mencapai 10 persen dari total jumlah manusia di muka bumi.

Meski wabah ini telah menelan banyak korban jiwa dan meluluhlantakkan banyak sendi kehidupan masyarakat, namun ternyata masih banyak pemahaman keliru yang menyebar luas di masyarakat.

Pemahaman yang jika tidak diluruskan bisa membuat penyebaran virus corona bisa bertambah masif.

Baca Juga: Lima Pemain Sepakbola dengan Pendapatan Tertinggi di Dunia Versi Forbes

Dirangkum dari laman Chronicle Live dan King College London melalui Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul "Salah Kaprah, 8 Mitos Tentang Covid-19, di Antaranya Tidak Perlu Karantina hingga 5G Sebarkan Corona", ada 8 mitos tentang virus corona:

1. Mitos virus corona tertular dari jaringan 5G

Beberapa waktu lalu, beberapa warga Inggris membakar menara 5G karena dianggap menularkan virus corona. Jaringan 5G juga dianggap menyebabkan radiasi.

Peneliti telah berulang kali membantah mitos bahwa 5G tidak ada hubungan sama sekali dengan virus corona. Selain itu tidak ada bukti pula jaringan generasi kelima itu menyebabkan penyakit pada manusia.

2. Mitos setiap vaksin Covid-19 masa depan akan membuat orang sakit

Beberapa negara kini tengah gencar mengembangkan vaksin Covid-19, dan tentunya dengan menguji keamanan. Faktanya setiap vaksin memiliki efek samping, tetapi tidak berefek buruk dan tidak membuat sakit.

Baca Juga: Tak Semua Janda Bolong Mahal! Ini Urutan Monstera Termahal hingga Termurah, Jangan Sampai Salah Beli

3. Mitos sudah kebal secara kelompok sehingga tak perlu karantina

Faktanya hingga saat ini belum ada bukti manusia memiliki kekebalan terhadap Covid-19.

4. Mitos anak muda tak perlu khawatir Covid-19

Banyak mitos berkembang anak-anak muda tak akan tertular virus corona, namun faktanya Covid-19 bisa menyerang anak muda, meski kasus terparah dialami para lansia dan orang dengan penyakit tertentu.

5. Mitos virus corona sama seperti flu

Mitos ini digunakan untuk meremehkan bahaya virus ketika pertama kali mulai menyebar dari Wuhan ke Eropa, bersama dengan rumor tentang bahaya virus yang tidak proporsional.

Faktanya virus corona jauh lebih mematikan dari flu biasa. penderita Covid-19 juga lebih lama dirawat daripada flu biasa.

Baca Juga: Manfaat Tak Terduga Puntung Rokok, Ternyata Bisa Jadi Obat Kutu untuk Aglonema dan Janda Bolong

6. Mitos hanya tertular dari orang yang positif Covid-19

Faktanya, virus corona dapat hidup dengan mudah di berbagai permukaan benda selama beberapa hari. Studi menemukan virus corona dapat bertahan di permukaan plastik selama 9 hari.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menemukan bahwa virus bertahan di permukaan benda selama 17 hari.

7. Mitos jaga jarak hanya berlaku untuk mereka yang rentan terinfeksi

Faktanya, Covid-19 tidak membedakan siapa pun dari segala usia, ras, ataupun jenis kelamin.

8. Mitos tidak menderita batuk atau demam, jadi tak terkena Covid-19

Orang tanpa gejala (OTG) bisa menularkan virus corona, sehingga penting untuk pakai masker, cuci tangan hingga menjaga jarak dengan orang lain.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

 

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler