SEPUTARLAMPUNG.COM – Kasus infeksi pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae tengah meningkat di China.
Bagaimana penyebaran bakteri Mycoplasma pneumoniae dan apa saja gejala serta pencegahan yang dapat diperhatikan masyarakat? Simak informasi selengkapnya, di bawah ini.
Dilansir dari WHO, peningkatan kasus infeksi pernapasan yang menyerang anak-anak di Tiongkok Utara terjadi sejak pertengahan Oktober 2023.
Hingga November, WHO telah mendeteksi sejumlah patogen yang dapat menjadi penyebab kasus tersebut. Di antaranya yaitu infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Baca Juga: Waspada Bahaya ‘Amoeba Pemakan Otak’, Naegleria fowleri, Kenali Gejala Infeksi hingga Pengobatannya
Bakteri tersebut menjadi penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum Covid-19.
Namun dengan masa inkubasi yang panjang, penyebaran Mycoplasma pneumoniae tidak secepat Covid-19, serta memiliki tingkat fatalitas yang rendah.
Penyebaran Infeksi Mycoplasma pneumoniae
Dilansir dari CDC, Mycoplasma pneumoniae menyebabkan penyakit pada sistem pernapasan (tenggorokan, paru-paru, dan batang tenggorok).
Akan tetapi bakteri ini dapat berada pada hidung atau tenggorokan seseorang pada suatu waktu tanpa menimbulkan rasa sakit.
Bakteri Mycoplasma pneumoniae dapat menyebar kepada orang lain melalui batuk atau bersin.
Tanda dan Gejala Infeksi Mycoplasma pneumoniae
Umumnya infeksi yang disebabkan Mycoplasma pneumoniae, bersifat ringan. Sehingga gejala yang dialami akan tergantung pada jenis infeksinya.
Jenis infeksi yang paling umum yaitu tracheobronchitis (dada dingin) dengan gejala umum pilek dada meliputi: sakit tenggorokan, merasa lelah, demam, batuk yang memburuk hingga berbulan-bulan, dan sakit kepala.
Sedangkan anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun, mungkin memiliki gejala yang berbeda dibanding orang dewasa. Di mana gejala yang muncul seperti flu, yaitu: bersin, hidung tersumbat atau berair, sakit tenggorokan, mata berair, muntah, dan diare.
Di samping itu, infeksi paru-paru (pneumonia) juga dapat terjadi dengan gejala umum seperti demam dan menggigil, batuk, merasa lelah, hingga sesak napas.
Gejala biasanya muncul pada kurun waktu 1-4 minggu setelah seseorang terinfeksi bakteri tersebut.
Pencegahan Infeksi Mycoplasma pneumoniae
Dilansir dari Kemenkes, ada beberapa langkah pencegahan infeksi Mycoplasma pneumoniae yang dapat dilakukan oleh masyarakat, di antaranya sebagai berikut:
- Lakukan vaksin untuk melawan influenza, Covid-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.
- Jangan lakukan kontak atau menerapkan jaga jarak aman dengan orang yang sakit.
- Pastikan memiliki ventilasi yang baik.
- Budayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir.
- Apabila merasa kurang enak badan atau sakit, sebaiknya tidak keluar rumah dan tetap menggunakan masker dengan baik serta benar.
Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat, jika mengalami tanda-tanda atau gejala seperti batuk dan sulit bernapas yang disertai dengan demam.
Selain itu, Kemenkes RI turut menerbitkan surat edaran terkait antisipiasi penyebaran Mycoplasma Pneumoniae di Indonesia yang mengimbau seluruh fasyankes dan pintu masuk negara untuk meningkatkan pengawasan terhadap kasus pneumonia.
Demikian informasi terkait penyebaran bakteri Mycoplasma pneumoniae, serta gejala dan pencegahan yang dapat diperhatikan untuk mengantisipasi kasus infeksi pernapasan yang tengah meningkat.***