11 Tahun Menderita ALS, Wanita Ini Bisa 'Berbicara' usai Kenakan Chip Otak

24 Agustus 2023, 16:00 WIB
Berkat Chip Otak, Bennett (68), akhirnya bisa 'berbicara' setelah selama 11 tahun mengidap penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS). /pixabay/geralt

SEPUTARLAMPUNG.COM - Seorang wanita, bernama Pat Bennett (68), akhirnya bisa 'berbicara' setelah selama 11 tahun mengidap penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS) berkat chip otak. Penyakit yang juga pernah diderita dan merenggut nyawa ilmuwan terkenal, Stephen Hawking.

Mengutip dari Laman kemenkes.go.id. Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit saraf yang bersifat degeneratif. Pada penyakit ini terjadi kerusakan dan kematian sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.

 

Akibat dari penyakit ini, akan mengalami kelamahan beberapa bagian otot diantaranya adalah otot anggota gerak, tenggorokan, dan lidah.

Baca Juga: Tanggal Berapa Puasa Ayyamul Bidh Bulan Agustus 2023? Ini Jadwal dan Niat Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Kelemahan otot anggota gerak dapat menyebabkan lemas atau kelumpuhan. Kelemahan otot tenggorokan menyebabkan kesulitan menelan. Kelemahan otot lidah menyebabkan kesulitan berbicara.

Bennett mengalami kesulitan berbicara ini sejak tahun 2012, dan ia sekarang mampu mengkomunikasikan pemikirannya langsung dari pikirannya ke monitor komputer dengan kecepatan memecahkan rekor 62 kata per menit.

Peneliti di Universitas Stanford berhasil menguji coba untuk menanamkan Sensor kecil di otak Bannett. Profesor Philip Sabes dari Universitas California, yang ikut mendirikan Neuralink Elon Musk, menggambarkan studi baru ini sebagai ‘terobosan besar’.

“Performa ini sudah berada pada tingkat yang diinginkan oleh banyak orang yang tidak dapat berbicara, jika perangkatnya sudah siap." Kata Profesor Philip kepada MIT Technology Review seperti dikutip pada laman Unilad ( 24/08/2023).

Baca Juga: Beasiswa Pemkot Madiun, Cek Syarat dan Cara Daftarnya! Ada Kuota hingga 250 Orang untuk Mahasiswa PTN dan PTS

Bennett menjalani 26 sesi uji coba, berdurasi 4 jam, bekerja dengan algoritma kecerdasan buatan untuk mengartikulasikan pikiran melalui sensor otak.

Selama setiap sesi, Bennet akan mencoba dan secara efektif mengkomunikasikan sekitar 260 hingga 480 kalimat – yang dipilih secara acak.

Kalimat-kalimat tersebut mereka petik dari kumpulan percakapan telepon yang dikumpulkan oleh sebuah perusahaan pembuat kalkulator pada tahun 90an.

Melalui email, Bennett berbagi kebahagiaannya atas hasil awal ini dan yakin teknologi ini akan membantu mereka yang mengalami kesulitan berbicara.

Baca Juga: Honda Klarifikasi soal Rangka Karatan, Warganet: Tidak Menjawab Masalah Rangka eSAF yang Patah

“Hasil awal ini telah membuktikan konsep tersebut, dan pada akhirnya teknologi akan mengejar ketinggalan sehingga mudah diakses oleh orang-orang yang tidak dapat berbicara"Ujar Bannett dikutip dari laman Unilad.

Sehingga dengan capaian ini, teknologi semakin dekat memberikan harapan bagi penderita ALS dan keterbatasan berbicara.***

Editor: Ririn Handayani

Tags

Terkini

Terpopuler