Apa Itu Stunting? Simak Penjelasan dan Kenali Penyebab serta Pencegahannya

27 November 2022, 10:20 WIB
Ilustrasi stunting pada anak /Pixabay/ sasint

SEPUTARLAMPUNG.COM – Hingga saat ini, masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui istilah stunting. Simak penjelasan berikut, dan kenali penyebab serta pencegahannya.

Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan anak terganggu, sehingga anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah atau pendek dari standar usianya, dilihat dengan standar baku WHO-MGRS (multicentre growth reference study).

Selain mengganggu pertumbuhan fisik, stunting juga dapat mengganggu perkembangan otak anak. Sehingga menurunkan produktivitas dan kreatif anak di usia produktif.

Baca Juga: Pengumuman Resmi Pencairan KJP Plus Desember 2022 Cek di Sini, Ini Tanda Bantuan KJP SD-SMA Sudah Cair

Stunting diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi pada anak dalam waktu yang lama, sehingga anak akan mengalami masalah kurang gizi kronis.

Pencegahan stunting menjadi salah satu fokus pemerintah. Hal ini menjadi upaya yang ditujukan agar pertumbuhan anak-anak di Indonesia dapat berkembang secara optimal dan maksimal.

Dilansir tim Seputarlampung.com dari laman resmi p2ptm.kemkes.go.id, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting.

Baca Juga: Tak Pandang Usia dan Jadi Penyebab Kematian yang Utama, Ini 5 Tips Cegah Stroke Sejak Dini

Pola Makan

Stunting yang disebabkan oleh masalah kurang gizi, dapat dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan. Baik pada segi jumlah dan kualitas gizi, hingga keragaman.

Penentuan pola makan sehari-hari, dapat menerapkan “Isi Piringku” dengan gizi seimbang.

Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, sedangkan setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.

Baca Juga: Ini Faktor Penyebab Kanker Payudara yang Wajib Diketahui, Nomor 5 dan 8 Paling Berisiko

Pola Asuh

Pola asuh dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita juga dapat mempengaruhi terjadinya stunting.

Edukasi dimulai untuk para calon ibu mengenai pemenuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta pemeriksaan kandungan empat kali selama kehamilan.

Bersalin di fasilitas kesehatan, lalu lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan upayakan bayi mendapat kolostrum dari ASI. ASI hanya diberikan hingga bayi berusia 6 bulan.

Pemberian ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, dengan makanan pendamping ASI.

Anak juga harus dipantau tumbuh kembangnya dengan rutin dibawa ke Posyandu setiap bulan. Selain itu, imunisasi juga diperlukan untuk memberikan kekebalan dari penyakit berbahaya pada anak.

Baca Juga: Ditemukan Tiga Anak Positif Virus Polio di Aceh Tanpa Gejala Lumpuh Layu Mendadak, Bisa Sembuh?

Sanitasi dan Akses Air Bersih

Akses sanitasi dan air bersih dapat menjauhkan anak dari risiko ancaman infeksi penyakit. Oleh karena itu, perlu dibiasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Serta tidak buang air sembarangan.

Pentingnya pemahaman mengenai bahaya hingga cara pencegahan stunting harus dimiliki oleh para orang tua khususnya ibu. Hal ini dapat membantu pengaturan kesehatan dan gizi keluarga, untuk menjaga kesehatan dan menghindari penyakit seperti stunting.

Itulah informasi terkait stunting, mulai dari penyebab hingga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahannya.***

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Sumber: Kemkes

Tags

Terkini

Terpopuler