SEPUTARLAMPUNG.COM – Menteri kesehatan Budi Gunadi sebut Indonesia akan segera mendatangkan obat gagal ginjal akut dari Singapura. Berikut penjelasan lengkapnya.
Kasus gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal, banyak diderita anak-anak usia 6 bulan hingga 18 tahun. Hal ini tentu saja membuat khawatir masyarakat. Apalagi mengetahui jumlah kasus saat ini, yang sudah mencapai 241 kasus.
Setelah diumumkan mengenai hasil penelitian obat yang diduga memiliki kandungan penyebab gagal ginjal akut, kini kabar baik telah diumumkan.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikit, menjelaskan bahwa pemerintah saat ini sudah menemukan obat untuk gagal ginjal akut.
“Obatnya memang di Indonesia tidak punya. Kemarin didatangkan dari Singapura, saya baru kontak rekan saya Menteri Kesehatan Singapura dan Australia, karena yang paling dekat,” kata Budi dikutip Seputar Lampung dari Antara dalam agenda konferensi pers pada Jumat, 21 Oktober 2022.
Budi telah memesan 200 vial Fomepizole injeksi yang diperuntukan bagi satu pasien per vial dengan dosis injeksi 1,5 gram atau per 1,5 mL.
Obat fomepizole yang didatangkan dari Singapura ini, sudah diuji coba kepada 10 pasien gagal ginjal akut di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan diketahui memicu perbaikan gejala pasien, dan sebagian lainnya stabil.
Budi juga menjelaskan, gagal ginjal akut yang semula berstatus sebagai penyakit misterius, kini telah berhasil diungkap penyebabnya oleh pemerintah bersama pihak terkait. Berdasarkan hasil penelitian patogen pada pemeriksaan PCR dan metagenomic, diketahui gagal ginjal akut dipicu oleh senyawa kimia Etilen glikol (EG), Dietilen glikol (DEG), dan Etilen glikol butil ether (EGBE) yang menjadi cemaran obat sirup.
“Jika senyawa kimia itu masuk dalam metabolisme manusia, itu mengubah senyawa kimia tadi jadi asam oksalat. Ini berbahaya, kalau asam oksalat masuk ginjal, bisa jadi kalsium oksalat seperti kristal kecil yang tajam merusak ginjal anak,” jelas Budi lebih lanjut.
Itulah penjelasan mengenai obat gagal ginjal akut yang akan didatangkan Menteri kesehatan dari Singapura.***(Syaalma Difatka)