Menular dalam Hitungan Detik! Studi Terbaru: Berbicara Lebih Rentan Menularkan Covid-19 Dibanding Batuk

3 Februari 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi Mengobrol. /Pixabay

SEPUTAR LAMPUNG – Pelaksanaan 3M, Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak adalah upaya untuk mencegah dan meminimalisasi penularan Covid-19.

Memakai masker adalah hal wajib untuk melindungi area mulut dan hidung dari paparan virus Covid-19.

Seseorang sangat rentan terinfeksi Covid-19 jika tidak menggunakan masker saat berada di luar rumah, apalagi saat berinteraksi dengan orang lain.

Covid-19 dapat ditularkan lewat bicara dan batuk melalui partikel kecil di udara.

Oleh karena itu, memakai masker adalah salah satu upaya paling efektif.

Baca Juga: Khutbah Jumat Februari Terbaru, Bertema Tips Mendidik Anak bagi Orang Tua Zaman Now

Baca Juga: Stok Vaksin Covid-19 Bertambah 10 Juta, Pemerintah Prioritaskan Untuk Hal Ini

Menurut studi terbaru, ternyata berbicara dapat menyebabkan lebih banyak risiko penularan Covid-19 dibandingkan batuk.

Terlebih lagi, jika ruangan tempat mengobrol memiliki ventilasi yang buruk.

Menurut Live Science, para peneliti mengatakan, virus corona atau Covid-19 dapat menyebar pada jarak dua meter hanya dalam hitungan detik, dilansir Seputar Lampung dari Portal Jember pada artikel: Studi Terbaru: Berbicara Bisa Lebih Menularkan Covid-19 Dibanding Batuk.

Baca Juga: Innalillahi, Umi Pipik Sampaikan Kabar Duka: Selamat Jalan Sahabatku, Artis Sinetron ‘Tersanjung’ Wafat

Pada bulan Oktober 2020 lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) secara resmi menyatakan bahwa Sars-CoV-2 dapat menyebar melalui “transimisi udara” atau partikel tetesan kecil yang tertinggal di udara, khususnya di ruangan tertutup dengan ventilasi buruk.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan pada Selasa, 19 Januari 2021, di Jurnal Proceedings of the Royal Society, para peneliti menggunakan model matematika untuk memeriksa bagaimana Covid-19 menyebar di dalam ruangan.

Baca Juga: Satu Pasien Positif Covid-19 di Kota Metro Meninggal Dunia

Baca Juga: Digaji Tinggi, Ini 5 Pekerjaan yang Sangat Dibutuhkan di Masa Depan, Masuk Jurusan Ini Ketika Kuliah!

Analisis tersebut mempertimbangkan faktor ukuran ruangan, jumlah orang dalam ruangan, kualitas ventilasi ruangan, dan apakah orang-orang di dalam ruangan memakai masker.

Dari studi tersebut ditemukan bahwa ketika dua orang berada di ruangan yang berventilasi buruk dan tidak memakai masker, berbicara dalam waktu lama lebih mungkin menyebarkan virus daripada batuk singkat.

Hal ini disebabkan karena ketika berbicara, ada tetesan kecil yang menggantung di udara dan menyebar.

Partikel kecil itu juga dapat menumpuk di area yang memiliki ventilasi yang buruk.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Tersedak! Lamban Ditangani Bisa Berakibat Fatal, Kenali Bahaya dan Cara Tepat Menanganinya

Di sisi lain, batuk menghasilkan tetesan yang lebih besar yang dengan cepat jatuh ke lantai dan mengendap di permukaan.

Dalam sebuah model skenario, peneliti mengatakan, setelah batuk singkat, jumlah partikel infeksius di udara akan turun dengan cepat, yakni setelah satu sampai tujuh menit.

Sebaliknya, setelah berbicara setidaknya dalam waktu 30 detik, jumlah partikel infeksius akan turun ke tingkat yang sama dalam waktu 30 menit.

Sedangkan sejumlah besar partikel dari berbicara masih tersuspensi setelah satu jam.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap, Inilah Sederet Peristiwa Penting dan Menegangkan di Myanmar dari 2015-2021

Baca Juga: Ini Sosok Pelaku Kudeta Myanmar yang Juga Dalang Pembantaian Etnis Rohingya

Itu artinya, satu partikel virus Covid-19 dapat bertahan di udara lebih lama setelah berbicara daripada batuk.

Namun, memakai masker mampu mengurangi risiko paparan infeksi virus corona (Covid-19), karena masker menyaring beberapa tetesan dan memperlambat meomentum partikel yang dihembuskan.

Itulah sebabnya, masker menjadi benda wajib yang harus dipakai seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.*** (Lulu Lukyani/Portal jember)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler