SEPUTARLAMPUNG.COM - Pandemi Covid-19 yang mulai melandai membuat sejumlah sektor ekonomi mulai menggeliat.
Salah satu sektor yang sempat mati suri karena hantaman pandemi Covid-19 adalah sektor pariwisata.
Pembatasan aktivitas masyarakat selama pandemi membuat sektor ini dan sektor ekonomi pendukungnya banyak yang kolaps.
Banyak pelaku usaha yang gulung tikar, mulai dari sektor ekonomi skala kecil bahkan yang skala besar.
Kini, perlahan dengan semakin membaiknya situasi, secercah harapan mulai bersinar. Tak terkecuali sektor pariwisata di Provinsi Lampung yang memiliki sejumlah keunggulan dan potensi besar.
Pengembangan keunggulan dan potensi besar ini tentu saja membutuhkan sinergi semua pihak. Termasuk influencer.
Terkait dengan hal ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengajak influencer untuk ikut mempromosikan pariwisata dan produk ekonomi kreatif (ekraf) di daerahnya.
"Agar potensi Lampung lebih terkenal dan efektif kita bisa lebih menggunakan sosial media dengan menggaet influencer dalam mempromosikannya," kata Sandiaga Uno, di Bandarlampung, sebagaimana dikutip dari ANTARA pada Minggu, 24 Oktober 2021.
Menurut Sandiaga, potensi wisata yang ada di Provinsi Lampung cukup baik bahkan di Kabupaten Lampung Barat itu cantik sekali, sehingga ini pun menjadi tantangan bagi semuanya bagaimana agar pariwisata di provinsi ini lebih mendunia.
"Ini tinggal bagaimana caranya kita membawa Lampung lebih Go Global, karena potensi ada dan saya sudah melihatnya sendiri," katanya.
Lebih lanjut Sandiaga juga mengatakan bahwa guna meningkatkan wisatawan pihaknya pun telah melakukan promosi baik secara target maupun segmen yang ada menggunakan digitalisasi.
"Promosi sudah dimulai dengan digital dan akan digalakkan lagi termasuk melalui kegiatan-kegiatan yang ada di Lampung karena tempat wisata di yang ada di sini luar biasa," katanya.
Sandiaga juga mengingatkan agar tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes) yang berlaku dalam upaya mengembangkan dunia pariwisata saat ini.
Selain itu, penting juga memperhatikan tantangan lainnya yakni bagaimana wisatawan Nusantara itu beralih dari "rohali" (rombongannya hanya lihat-lihat) menjadi "rojali" (rombongan jadi beli) sehingga mereka pun berpariwisata tidak hanya melihat dan mendapatkan pengalaman saja tapi membeli juga produk-produk ekraf yang dapat mendukung kebangkitan pariwisata.
Sebagaimana diketahui, seiring dengan pergerakan sektor ekonomi yang bergeliat akhir-akhir ini, dalam rangka mendorong kunjungan wisatawan mancanegara, Sandiaga mengatakan bahwa telah membuka pariwisata yang berada di Bali dan Kepulauan Riau (Kepri) pada 14 Oktober lalu.
"Pintu masuknya Bali dan Kepulauan Riau dan jika sudah di situ, mereka bisa berwisata ke seluruh nusantara," kata dia.
Namun, Sandiaga pun menegaskan bahwa tidak semua wisatawan mancanegara dapat masuk ke Indonesia sebab terdapat 19 negara yang masih dievaluasi terkait kasus COVID-19 nya.
"Jadi ada 19 negara yang akan kita evaluasi sesuai dengan data COVID-19 yang akan kita sinergikan dengan data-data World Health Organization (WHO), dalam dua pekan akan diumumkan negara-negara yang masih dalam daftar atau ditambah dan mudah-mudahan tidak dikurangi," pungkasnya.***