SEPUTAR LAMPUNG - Penangkapan Aung San Suu Kyi dan sejumlah pemimpin di Myanmar oelh pihak militer beberapa waktu lalu memunculkan banyak reaksi dari berbagai kalangan baik dalam maupun luar negeri.
Salah satu negara yang memberi reaksi besar atas aksi kudeta di Myanmar tersebut adalah Amerika Serikat (AS).
Tak menunggu lama, AS segera menghentikan bantuan untuk Myanmar pascakudeta di negara itu.
Tak hanya menghentikan bantuan, AS juga juga meminta pemerintahan militer untuk mundur dan menyerahkan kembali kekuasaan kepada sipil.
Sementara itu, kaum etnis Rohingya di Myanmar mengaku bersyukur atas penahanan Aung San Suu Kyi.
Hal ini lantaran kaum etnis Rohingya menganggap Suu Kyi mengabaikan penderitaan mereka.
Namun, hal tersebut berbeda dengan yang diutarakan oleh pengungsi Rohinghya di Bangladesh.
Pengungsi Rohingya di Bangladesh menentang kudeta militer di negara asal mereka Myanmar dan mengatakan bahwa mereka khawatir tentang keselamatan orang yang mereka cintai.